Suara.com - Brand hijab Buttonscarves tengah disorot usai pemiliknya diduga terlibat dalam kasus korupsi PT Antam. Tak sedikit warganet yang kemudian buka suara soal kecurigaan mereka terhadap bisnis fesyen muslim wanita ini.
Salah seorang warganet mengungkapkan bahwa hijab Buttonscarves terlalu mahal, namun bahannya tipis. Selain itu, tokonya dikatakan selalu sepi tetapi omzetnya besar, sehingga muncul dugaan ada penggelapan dana.
"Gak pernah tertarik sama buttonscarves. Yang katanya simbol kesukessan suami kalo istri2nya pake hijab ini. Overprice, bahan jelek, tipis. Motifnya ada yg bagus, ada yang keramean kaya taplak meja. Tokonya sepi2 aja tapi omset gede. Aneh emang," tulis salah seorang warganet, dikutip Kamis (13/3/2025).
Atas dasar itu, warganet beramai-ramai menyorot brand hijab harga selangit Buttonscarves. Tak terkecuali soal owner atau pemiliknya yang diduga terlibat dalam kasus korupsi PT Antam dari sang ayah. Berikut informasi selengkapnya.
Pemilik Buttonscarves
Pemilik dari Buttonscarves adalah Linda Anggrea yang membuka bisnis setelah konsisten memakai hijab. Ia diketahui lahir di Indragiri Hilir, Riau sekitar tahun 1992 dan sempat dimasukkan ke sekolah dasar (SD) lebih cepat.
Namun, sang guru meminta orang tua Linda untuk memasukkannya di tahun berikutnya karena usianya belum cukup. Setelah lulus SD, ia pun melanjutkan pendidikan jenjang SMP di Pekanbaru dan SMA di Al-Izhar, Jakarta.
Selanjutnya, ia mengambil program sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Saat menjalani magang di suatu perusahaan, Linda Anggrea bertemu dengan seorang pengacara yang kemudian menjadi suaminya.
Sebelum membuka bisnis, Linda sempat bekerja di Bank Indonesia dengan jabatan Research Fellow pada 2013. Ia juga pernah berkarier sebagai profesional Pengembangan Bisnis di CT Corpora selama beberapa bulan.
Linda kemudian kembali ke BI dengan mengisi posisi Asisten Manajer untuk PCPM Program. Setelah itu, ia memutuskan resign dan mulai membuka bisnis hijab yang dinamai Buttonscarves pada tahun 2016 silam.