Sejarah Nuzulul Quran, Kisah Seputar Turunnya Wahyu Pertama

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Rabu, 12 Maret 2025 | 14:24 WIB
Sejarah Nuzulul Quran, Kisah Seputar Turunnya Wahyu Pertama
Ilustrasi sejarah nuzulul quran. [pxhere]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu ibadah yang paling utama di bulan Ramadhan adalah membaca Alquran. Nilai pahala membaca Alquran di bulan ramadhan berbeda dengan bulan-bulan lain.

Pada bulan ramadhan, nilai pahala membaca satu huruf Alquran setara 10 kebaikan. Maka tak heran banyak umat Islam yang berlomba-lomba menghatamkan Alquran di bulan ramadhan.

Selain itu, amalan membaca Alquran di bulan ramadhan dilakukan karena ramadhan dikenal sebagai bulan Alquran. Di bulan suci inilah, kitab suci umat Islam ini diturunkan Allah SWT.

Peristiwa turunnya Alquran ke Nabi Muhammad SAW ini dikenal dengan nama nuzulul Quran. Umat Islam di Indonesia biasa memperingati malam nuzulul Quran pada malam 17 ramadhan. 

Walau masih ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai kapan persisnya Alquran turun kepada Rasulullah SAW. Ada yang menyebut pada 24 ramadhan ada juga yang berpendapat pada 21 ramadhan.

Syaikh Prof. Dr. Mahdi Rizqullah Ahmad dalam karyanya, As-Sirah An-Nabawiyyah fii Dhau’ Al-Mashadir Al-Ashliyyah, menulis bahwa wahyu Allah SWT pertama kali turun ke Nabi Muhammad SAW pada 21 ramadhan ketika Rasul berusia 40 tahun.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma menyatakan,

أُنْزِلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَهْوَ ابْنُ أَرْبَعِينَ ، فَمَكَثَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ سَنَةً ، ثُمَّ أُمِرَ بِالْهِجْرَةِ ، فَهَاجَرَ إِلَى الْمَدِينَةِ ، فَمَكَثَ بِهَا عَشْرَ سِنِينَ ، ثُمَّ تُوُفِّىَ – صلى الله عليه وسلم –

“Wahyu pertama diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat beliau berusia empat puluh tahun. Beliau tinggal di Makkah selama tiga belas tahun. Lalu beliau diperintahkan berhijrah ke Madinah. Kemudian menetap di Madinah sepuluh tahun. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia.” (HR. Bukhari, no. 3851)

Baca Juga: Kapan Malam Nuzulul Quran 2025? Catat Jadwalnya Jangan Sampai Ketinggalan!

Sejarah Nuzulul Quran

Sejarah nuzulul Quran atau turunnya Alquran adalah dimulai ketika Nabi Muhammad SAW menyendiri ke Gua Hira sambil beribadah.

Lalu pada suatu malam di bulan ramadhan, ketika sedang beribadah di Gua Hira, tiba-tiba datang malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah SWT.

Malaikat Jibril datang dan berkata, “Bacalah!” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Saya tidak bisa membaca.”

Malaikat tersebut memeluk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga terasa sesak, kemudian ia melepaskan beliau.

Kemudian setelah itu, dia memintanya membaca kembali, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Saya tidak bisa membaca.”

Kemudian dia kembali memeluk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk kedua kalinya hingga beliau merasa tersesak, kemudian melepaskannya dan berkata, “Bacalah!” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Saya tidak bisa membaca.”

Kemudian dia memeluk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ketiga kalinya, lalu melepaskannya, lantas malaikat tadi menyebutkan,

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1-5).

Kemudian Rasulullah SAW kembali dalam keadaan hatinya takut menemui sang istri, Khadijah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Selimuti aku, selimuti aku.” Khadijah menyelimutinya hingga rasa takutnya hilang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Khadijah setelah memberitahukan masalahnya, “Saya takut pada diri saya.”

Khadijah berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya, karena kamu adalah orang yang suka menyambung hubungan silaturahim, membantu orang lain, memberi orang yang tidak punya, memuliakan tamu, membantu orang-orang yang tertimpa musibah.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI