Suara.com - Mandi wajib atau mandi junub merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan bagi setiap umat Islam. Mandi wajib dilakukan agar tubuh kembali suci dan siap menjalani ibadah. Sehingga penting bagi setiap muslim mengetahui tata cara mandi wajib di bulan puasa.
Mandi wajib merupakan mandi yang dilakukan untuk menghilangkan hadas besar. Dalam syariat Islam, mandi wajib menjadi syarat sah untuk melaksanakan beberapa ibadah, seperti sholat, haji dan puasa. Adapun beberapa kondisi yang mewajibkan seorang muslim wajib mandi besar, di antaranya yaitu:
- Setelah berhubungan suami istri
- Setelah mimpi basah atau keluar air mani
- Setelah haid, nifas atau melahirkan bagi wanita
- Setelah masuk Islam bagi mualaf yang sebelumnya tidak beragama Islam.
Tata Cara Mandi Wajib di Bulan Puasa
Tata cara mandi wajib pada dasarnya tidak sama seperti mandi bisa. Mandi wajib harus diawali dengan membaca niat untuk menyucikan diri dari hadas besar. Adapun bacaan niat mandi wajib yaitu:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhan lillahi ta'ala.
Artinya: Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari janabah, fardu karena Allah Ta'ala.
Selesai membaca niat, muslim bisa melanjutkan proses mandi wajib dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
- Membasuh kedua telapak tangan, masing-masing sebanyak tiga kali.
- Membersihkan area kemaluan, sela-sela dan bagian tubuh lain yang terkena najis.
- Berwudhu seperti saat hendak melaksanakn shalat.
- Menyiram kepala sebanyak tiga kali, hingga seluruh rambut dan kulit kepala basah.
- Menyiram seluruh tubuh mulai dari sisi kanan, kemudian berganti sisi kiri, masing-masing sebanyak tiga kali secara merata.
- Mencuci kedua kaki hingga bersih.
Doa Setelah Mandi Wajib
Baca Juga: Hukum Puasa Tanpa Mandi Wajib, Sah atau Tidak?
Setelah semua tahapan selesai, di sunnahkan untuk membaca doa setelah mandi wajib dengan tujuan sebagai penyempurna ibadah. Berikut bacaan doanya:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu anna Muhammadan Abduhu wa rasuluhu. Allahumma-j alnii minat tawabinna waj alnii minal mutathohiirina waj alni min ibadati shalihin.
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa dan tidak memiliki sekutu. Aku juga bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang selalu bertobat, orang yang bersih, dan golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."
Waktu Mandi Wajib di Bulan Ramadhan
Pada dasarnya, puasa tidak mensyaratkan seorang Muslim harus dalam keadaan suci dari hadas kecil atau besar. Itu artinya, puasa akan tetap sah meskipun seseorang belum melakukan mandi wajib. Dengan catatan, sudah mengucapkan niat sejak sebelum berpuasa.
Nabi Muhammad SAW pun juga pernah terbangun di malam hari dalam keadaan junub dan beliau tetap menjalankan puasa setelahnya.
"Berpuasa hukumnya sah bagi orang junub yang memasuki subuh sebelum melakukan mandi besar karena Sayyidah Aisyah dan Ummu Salamah Radhiyallahu 'anhuma berkata: 'Sesungguhnya Nabi SAW memasuki waktu Subuh dalam keadaan junub karena jima dengan istrinya, kemudian ia mandi dan berpuasa." (HR Bukhari).
Meski demikian, umat Islam dianjurkan untuk menyegerakan mandi wajib terutama sebelum waktu subuh. Hal ini dilakukan agar kondisi sudah suci saat memulai ibadah puasa. Berikut waktu-waktu yang dianjurkan untuk mandi wajib:
1. Sebelum waktu subuh
Jika seseorang dalam keadaan junub (berhadas besar), disunahkan untuk segera mandi wajib sebelum waktu subuh agar bisa melaksanakan Salat Subuh dalam keadaan suci.
2. Setelah haid atau nifas
Bagi wanita yang sudah selesai haid atau nifas di malam hari, dianjurkan untuk menyegerakan mandi wajib sebelum subuh agar bisa menjalankan ibadah puasa keesokan harinya dengan keadaan suci.
Jika haid atau nifas selesainya di siang hari, maka mandi wajib bisa dilakukan segera mungkin, tetapi puasanya tetap tidak sah dan baru bisa berpuasa keesokan harinya.
3. Sebelum melaksanakan shalat
Jika seseorang baru mengalami hadas besar di siang hari, ia bisa mandi wajib kapan saja, namun tidak boleh shalat sebelum mandi wajib.
Jika ingin melaksanakan ibadah, seperti shalat, membaca Al-Qur'an atau iktikaf di masjid, harus melakukan mandi wajib terlebih dahulu.
Demikian ulasan tentang tata cara mandi wajib di bulan puasa. Dengan memahami cara mandi wajib beserta waktunya, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan tenang dan sesuai syariat.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari