Bersuara Melalui Karya: Bagaimana Perempuan Menggunakan Seni untuk Perubahan

Minggu, 09 Maret 2025 | 19:51 WIB
Bersuara Melalui Karya: Bagaimana Perempuan Menggunakan Seni untuk Perubahan
Kampanye "Bersuara Melalui Karya" di Hari Perempuan Internasional 2025 (Dok. Havaianas)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari Perempuan Internasional 2025 tahun ini mengusung tema “Accelerate Action”, menekankan pentingnya langkah nyata untuk mempercepat kesetaraan gender

Data dari World Economic Forum menunjukkan bahwa tanpa percepatan, kesetaraan gender baru bisa tercapai pada tahun 2158—lebih dari satu abad lagi. 

Kondisi ini mendorong berbagai inisiatif yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan dalam menyuarakan aspirasi mereka.

Salah satunya kampanye "Bersuara Melalui Karya" dari Havaianas dengan menghadirkan talkshow inspiratif "Hava Hour" yang menampilkan tiga perempuan kreatif.

Di antaranya ialah Imaniar Rizki, Creative Director dari Tab Space; Nastasha Abigail, MC, penyanyi, dan podcaster; serta Kamila Andini, penulis skenario dan sutradara untuk merayakan Hari Perempuan Internasional 2025.

Ketiga perempuan ini berbagi pengalaman tentang bagaimana karya mereka tidak hanya menjadi bentuk ekspresi diri, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk membuka percakapan mengenai kesetaraan gender.

Kamila Andini, misalnya, dikenal dengan film-filmnya yang menampilkan karakter perempuan yang kuat dan kompleks. Baginya, film adalah medium yang dapat membuka perspektif baru dan menghadirkan narasi yang jarang terdengar di masyarakat.

"Melalui karakter-karakter perempuan dalam film saya, saya ingin membawa lebih banyak percakapan dan pemahaman tentang perjuangan mereka," ujar Kamila.

Tantangan Perempuan di Industri Kreatif

Baca Juga: Melihat Tantangan Kesehatan Kaum Hawa di Hari Perempuan Internasional 2025: Dari Jantung, Hormon, hingga Penuaan

Meskipun kreativitas memberikan ruang bagi perempuan untuk bersuara, industri kreatif sendiri tidak lepas dari tantangan. Bias gender, standar ganda, dan keterbatasan akses terhadap sumber daya sering kali menjadi hambatan bagi perempuan dalam industri ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI