Kurikulum Cinta Diperkenalkan Menteri Agama: Misi Pendidikan Berbasis Kasih Sayang untuk Masa Depan Bangsa

Minggu, 09 Maret 2025 | 17:17 WIB
Kurikulum Cinta Diperkenalkan Menteri Agama: Misi Pendidikan Berbasis Kasih Sayang untuk Masa Depan Bangsa
Ramadhan Global Camp Diadakan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (Dok. Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah dunia yang penuh tantangan sosial, konflik, dan ketimpangan, hadirnya konsep Kurikulum Cinta membawa harapan baru bagi pendidikan

Gagasan yang diinisiasi oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, ini bertujuan untuk menjadikan cinta kasih sebagai fondasi utama dalam dunia pendidikan, khususnya di lingkungan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

Kurikulum ini tidak hanya mengajarkan pengetahuan akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai empati, kepedulian, dan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat. 

Dengan konsep ini, pendidikan tidak lagi sebatas mencetak individu cerdas secara intelektual, tetapi juga membentuk manusia yang memiliki hati penuh kasih dan mampu menjadi agen perubahan bagi masyarakat.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron Samsudin menyampaikan, dalam menelurkan ide besar Kurikulum Cinta, Menteri Agama tidak hanya berlandaskan kepada Al-Quran dan Hadis saja, melainkan mengkaji teks-teks keagamaan dari berbagai agama yang seluruhnya mengarah kepada cinta kasih sebagai jawaban atas problem-problem sosal yang berkembang di dunia.

"Beliau membaca banyak sekali problem sosial, kemiskinian, kekerasan, konflik sosial dan masih banyak lagi yang berkembang di masyarakat global, jadi beliau jeli membaca ini, dimana dari satu sisi Agama mengajarkan bagaimana kita hidup secara harmonis dan damai, tetapi dalam kenyataannya banyak seali problem sosial," terang Prof Sahiron.

Ini berarti, lanjut dia, ada yang harus diselesaikan, dan cara paling ideal adalah melalui pendidikan, baik dari tingkat dasar, anak-anak, sampai pada tingkat yang lebih tinggi, melalui kurikulum berbasis cinta ini.

Dalam pendekatan ini, pendidikan bukan hanya tentang membekali individu dengan keterampilan akademik, tetapi juga membentuk karakter manusia yang lebih peduli, toleran, dan inklusif.

Kurikulum Cinta sebagai Jawaban atas Tantangan Global

Baca Juga: Kecurangan Akademik, Masalah Moral atau Kurangnya Kesadaran Spiritual?

Dalam Ramadhan Global Camp yang diadakan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, konsep Kurikulum Cinta menjadi salah satu topik utama dalam diskusi bersama mahasiswa dari berbagai negara—Eropa, Timur Tengah, ASEAN, hingga Amerika.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI