Suara.com - Hari Perempuan Internasional 2025 mengusung tema “Accelerating Action”, mengingatkan bahwa kekuatan untuk berubah ada di tangan kita. Dalam semangat ini, penting bagi perempuan untuk mengambil kendali atas kesehatan mereka, baik secara fisik maupun mental.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi perempuan perlu memahami kebutuhan spesifik tubuh mereka dan merawatnya dengan penuh kesadaran. Jika tidak, hal ini dapat bermanifestasi menjadi beragam masalah kesehatan fisik dan mental.
Menurut Dr. Vipada Sae-Lao, Nutrition Education and Training Lead – Asia Pacific, Herbalife dengan menyeimbangkan karier, tanggung jawab terhadap keluarga, dan tugas utama sebagai pengasuh, perempuan cenderung mengalami tingkat stres yang tidak proporsional.
"Tekanan yang konstan ini dapat berkontribusi pada melemahnya sistem kekebalan tubuh, ketidakseimbangan hormon, gangguan tidur, serta meningkatnya kerentanan terhadap penyakit kardiovaskular, gangguan autoimun, bahkan depresi," jelas dia dalam siaran pers yang Suara.com terima baru-baru ini.
Apalagi, banyak penyakit yang mengubah hidup, seperti penyakit autoimun, demensia, dan sarkopenia, cenderung lebih banyak memengaruhi perempuan dibandingkan laki-laki.
Oleh karena itu, penting bagi perempuan untuk memahami seluk-beluk ini dan mencari perawatan yang dipersonalisasi demi memenuhi kebutuhan spesifik mereka,” ungkap Dr Vidapa.
Memprioritaskan Kesehatan Jantung
Penyakit kardiovaskular (PKV) menjadi penyebab utama kematian pada perempuan di Asia, dengan angka kematian yang mencapai 35% dari total kematian pada 2019.
Di Indonesia, selama 10 tahun terakhir, prevalensi penyakit jantung pada perempuan terus meningkat dan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Sayangnya, banyak perempuan yang kurang menyadari gejala penyakit ini, sehingga sering kali kurang terdiagnosis dan kurang mendapatkan pengobatan yang tepat.