Suara.com - Kawasan pesisir Jakarta, Pantai Indah Kapuk (PIK) tidak hanya berkembang sebagai destinasi hiburan dan kuliner yang menarik, tetapi juga dalam aspek wisata religi.
Salah satu bukti nyata dari perkembangan ini adalah dimulainya pembangunan Masjid Al-Ikhlas, sebagai masjid yang berdiri di kawasan tersebut. Dengan desain arsitektur yang megah dan konsep keberagaman yang kuat, masjid ini siap menjadi ikon baru di PIK.
Masjid Al-Ikhlas rencananya akan dibangun di kawasan Riverwalk Island, yang nantinya akan menjadi pusat kehidupan beragama dengan kehadiran empat rumah ibadah, masjid, gereja, vihara, dan kelenteng.
Keberagaman ini mencerminkan harmoni yang menjadi ciri khas Indonesia, menghadirkan ruang bagi semua umat beragama untuk beribadah dan hidup berdampingan dalam kedamaian.
Pada acara pemancangan perdana, Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, menyampaikan khutbah Jumat dan melaksanakan salat Jumat bersama tokoh masyarakat, pemuka agama, serta lebih dari 1000 jamaah yang memadati area acara.
Kehadiran banyaknya jamaah menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap pembangunan masjid ini sebagai pusat ibadah dan komunitas di kawasan modern tersebut.
Desain Megah dengan Sentuhan Klasik Islam
Masjid ini nantinya mengusung konsep Islamic Classical Architecture, yang memadukan unsur keagungan dan kenyamanan. Dari luar, bangunannya berbentuk kotak dengan pilar-pilar kokoh yang memberikan kesan megah dan monumental.
Namun, saat memasuki ruang dalam, jamaah akan disambut dengan area berbentuk lingkaran, menciptakan pengalaman spiritual yang unik dan mendalam.
Dibangun di lokasi strategis, masjid ini berada di jalur utama yang menghubungkan PIK2 dengan Golf Island, memastikan akses yang mudah bagi masyarakat sekitar.
Dengan luas bangunan sekitar 1.248 m², masjid ini mampu menampung hingga 600 jamaah, serta dilengkapi dengan selasar luar, taman hijau yang asri, dan area parkir yang luas, menjadikannya tempat ibadah yang nyaman dan menenangkan.
Lebih dari Sekadar Masjid, Sebuah Simbol Peradaban
Dalam sambutannya, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA menyampaikan bahwa pembangunan masjid adalah bagian dari "dekorasi langit" yang memperkuat spiritualitas masyarakat.
Semakin banyak rumah ibadah yang dibangun, semakin kokoh nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan perkotaan. Ia juga menyoroti perubahan besar yang terjadi di kawasan ini.
"Dulu, lima tahun yang lalu, kalau kita terbang di atas sini, yang terlihat hanyalah sampah dan air hitam. Tapi sekarang, kita melihat kawasan yang tertata dengan indah, seolah mimpi masa depan Indonesia telah datang lebih awal,” ujarnya.
Dengan biaya konstruksi yang mencapai Rp45 miliar, masjid ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2025. Tak hanya sebagai tempat ibadah, kehadiran masjid ini juga diharapkan menjadi pusat kegiatan sosial dan spiritual bagi masyarakat sekitar.