Bahaya Anak Tidak Makan Sahur Saat Puasa Ramadan, Picu Dehidrasi hingga Gangguan Daya Ingat?

Riki Chandra Suara.Com
Jum'at, 07 Maret 2025 | 02:35 WIB
Bahaya Anak Tidak Makan Sahur Saat Puasa Ramadan, Picu Dehidrasi hingga Gangguan Daya Ingat?
Anak tidak makan sahur saat puasa Ramadan dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuhnya. [Dok. Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak-anak yang berpuasa tanpa sahur ternyata tidak baik. Ada sejumlah hal buruk yang akan terjadi bagi anak yang tidak sahur, salah satunya adalah risiko hipoglikemia atau kadar gula darah yang turun drastis.

"Tidak sahur dapat menyebabkan kadar gula darah menurun signifikan, yang berpotensi mengakibatkan pusing, gemetar, lemas, hingga pingsan," kata ahli gizi dari Universitas Hasanuddin (UNHAS), Lucy Widasari, dikutip dari Antara, Kamis (6/3/2025).

Selain hipoglikemia, anak yang melewatkan sahur juga bisa mengalami gangguan daya ingat. Menurut Lucy, kurangnya asupan makanan di pagi hari berdampak pada performa akademik dan konsentrasi anak.

"Studi menunjukkan bahwa anak yang tidak sahur cenderung mengalami penurunan daya ingat dan kesulitan berkonsentrasi di sekolah," jelasnya.

Anak yang tidak sahur juga rentan mengalami dehidrasi. Kurangnya asupan cairan saat sahur dapat menyebabkan sakit kepala, mulut kering, serta perubahan mood seperti mudah marah, gelisah, dan stres.

"Anak yang melewatkan sahur berisiko mengalami perubahan emosi karena tubuhnya kekurangan energi yang cukup untuk mengontrol suasana hati," katanya.

Selain risiko hipoglikemia dan dehidrasi, anak yang tidak sahur juga bisa mengalami gangguan pencernaan seperti sembelit dan asam lambung naik (GERD). Kurangnya serat dalam makanan sahur dapat memperparah kondisi tersebut, terutama bagi anak dengan riwayat penyakit maag.

Lucy mengatakan, tidak sahur juga berdampak pada penurunan daya tahan tubuh dan kekuatan otot. Dalam kondisi kekurangan energi, tubuh mulai menggunakan cadangan lemak dan protein sebagai sumber tenaga, yang bisa melemahkan imunitas.

"Penurunan daya tahan tubuh dapat menghambat produksi sel imun yang berfungsi melawan virus dan bakteri, sehingga anak lebih rentan terkena infeksi seperti flu dan batuk," tutupnya.

Cara Mudah Bangunkan Anak Makan Sahur

Psikolog keluarga Ayoe Soetomo membagikan kiat agar anak tidak sulit bangun sahur, sebuah tantangan bagi orangtua selama bulan Ramadan. Sebab, anak harus bangun lebih awal dari biasanya.

Ayoe menjelaskan, orangtua perlu memperkenalkan sahur dan Ramadan sejak jauh-jauh hari agar anak lebih siap dan memahami pentingnya bangun lebih pagi untuk berpuasa.

Anak harus dilatih makan sahur saat puasa Ramadan. [Dok. Antara]
Anak harus dilatih makan sahur saat puasa Ramadan. [Dok. Antara]

"Sebaiknya, anak dikenalkan dengan konsep puasa Ramadhan beberapa hari sebelum mulai agar terbiasa dan tidak sulit bangun sahur," ujar Ayoe.

Salah satu cara efektif adalah dengan menceritakan kisah-kisah agama seperti cerita para nabi menjelang tidur.

Selain itu, orangtua bisa berdiskusi dengan anak tentang manfaat sahur serta waktu bangun selama bulan Ramadhan. Agar lebih menarik, libatkan anak dalam menentukan menu makan sahur.

"Agar tidak sulit, ajak anak berdiskusi sejak malam sebelumnya. Misalnya, ‘Besok kita sahur, ya, jadi harus bangun pagi.’ Bisa juga ajak anak membantu menyiapkan menu makan," katanya.

Jika anak sudah siap dan semangat untuk berpuasa, penting bagi orangtua untuk mengatur jam tidur agar anak lebih mudah dibangunkan pada dini hari.

Ayoe menyarankan agar orangtua mulai mengenalkan puasa kepada anak sejak usia empat tahun. Namun, bukan dengan mengharuskan anak berpuasa penuh, melainkan mengenalkan rutinitas seperti sahur dan menahan lapar serta haus hingga waktu berbuka.

Seiring bertambahnya usia, anak bisa diajak berpuasa setengah hari sebelum akhirnya mampu menjalankan puasa penuh.

"Sesuaikan dengan usia anak, jangan memaksakan. Jika dirasa kuat, anak bisa melanjutkan puasanya hingga berbuka," jelasnya.

Saat anak belajar puasa, ada kemungkinan mereka tergoda untuk berbuka sebelum waktunya. Untuk membantu mengalihkan perhatian, anak bisa diajak melakukan aktivitas menarik seperti bermain agar mereka lupa akan rasa lapar dan haus.

Selain itu, penting bagi orangtua untuk menciptakan suasana Ramadan yang menyenangkan. Misalnya, dengan melibatkan anak dalam shalat tarawih berjamaah atau menikmati buka puasa bersama keluarga di rumah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI