Suara.com - Membersihkan telinga menggunakan korek kuping seperti cotton bud ternyata cukup berbahaya. Sebab, telinga memiliki mekanisme alami untuk membersihkan diri, sehingga penggunaan alat tersebut justru dapat berbahaya.
Fakta itu diungkapkan dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan (THT), Raden Mohamad Krisna Wicaksono Barata. Menurutnya, telinga menghasilkan cairan serumen yang berfungsi melindungi telinga dari infeksi.
"Sebenarnya kotoran dan bakteri di telinga memiliki peran untuk mengatasi infeksi," ujarnya, dikutip dari Antara, Selasa (4/3/2025).
Menurutnya, penggunaan korek kuping dapat mendorong serumen ke bagian dalam, sehingga menimbulkan penyumbatan dan berisiko menyebabkan gangguan pendengaran. Jika terlalu dalam, cotton bud bahkan bisa merusak gendang telinga.
Selain cotton bud, penggunaan alat-alat asing seperti kunci atau jari tangan yang tidak bersih juga berisiko melukai saluran telinga.
"Luka sayat akibat benda asing dapat memicu infeksi pada saluran telinga," jelasnya.
Dokter Krisna juga memperingatkan penggunaan obat tetes telinga yang tidak sesuai anjuran dokter. Jika diberikan secara tidak tepat, obat tersebut justru dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur yang memicu infeksi telinga.
Selain korek kuping, terapi ear candle atau metode pembersihan telinga dengan lilin khusus juga dinilai berbahaya. Teknik ini berisiko menyebabkan luka bakar dan infeksi yang bisa mengganggu kesehatan telinga.
Sebagai alternatif yang lebih aman, ia menyarankan membersihkan telinga dengan mengusap bagian luar menggunakan handuk atau lap kering. Gerakan rahang saat berbicara atau mengunyah juga dapat membantu mengeluarkan kotoran secara alami.
Bagi yang mengalami gangguan pendengaran, dokter Krisna menyarankan segera berkonsultasi dengan dokter THT. Saat ini, pemeriksaan menggunakan perangkat audiometri sudah tersedia di rumah sakit untuk mendeteksi masalah pendengaran sejak dini.
Banyak orang masih menganggap sepele kebersihan telinga dan memilih membersihkannya sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter THT. Padahal, cara yang salah bisa menyebabkan masalah serius pada saluran dan gendang telinga.
Dilansir dari ulasan Halodoc, para ahli mengatakan bahwa pembersihan telinga yang tidak tepat, seperti menggunakan cotton bud atau benda asing lainnya, dapat memperparah penumpukan kotoran hingga meningkatkan risiko cedera. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara membersihkan telinga yang aman dan kapan harus mengunjungi dokter THT.
Beberapa metode membersihkan telinga secara mandiri justru berisiko menimbulkan cedera atau infeksi telinga. Salah satu metode yang berbahaya adalah terapi ear candle, yang menggunakan lilin khusus untuk menarik kotoran dari dalam telinga. Teknik ini berisiko menyebabkan luka bakar pada saluran telinga.
Selain itu, penggunaan benda asing seperti ujung tutup bolpoin, klip kertas, atau bahkan kuku juga bisa menyebabkan cedera serius. Tak hanya itu, membersihkan telinga dengan cotton bud pun dapat mendorong kotoran lebih dalam, sehingga meningkatkan risiko gangguan pada gendang telinga.
Cara Aman Membersihkan Telinga di Dokter THT
Untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan, dokter THT memiliki metode aman untuk membersihkan telinga. Beberapa di antaranya adalah:
- Irigasi telinga: Teknik ini menggunakan larutan khusus yang disemprotkan perlahan ke dalam telinga untuk mengeluarkan kotoran dengan aman.
- Microsuction: Metode ini menggunakan alat khusus yang bekerja seperti penyedot vakum untuk menghilangkan kotoran tanpa menekan gendang telinga.
- Pemakaian sendok serumen atau forseps: Dokter akan menggunakan alat khusus ini untuk mengangkat kotoran yang sudah mengeras tanpa merusak saluran telinga.
Meski membersihkan telinga sendiri masih tergolong aman jika hanya di bagian luar, mengeluarkan kotoran dari dalam telinga sebaiknya dilakukan oleh dokter THT.
Saluran dan gendang telinga merupakan bagian yang sangat sensitif, sehingga perawatan yang tepat diperlukan untuk menghindari infeksi telinga dan gangguan pendengaran.