Suara.com - Kabar soal pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex masih ramai dibahas. Atas dasar ini, pendirinya, yakni Haji Muhammad atau HM Lukminto, ikut disorot.
Lukminto telah melalui pasang surut dalam berbisnis melalui Sritex. Pasca pemecatan massal tersebut, sosoknya ini kembali dikenang setelah dinyatakan meninggal dunia sebelas tahun yang lalu, tepatnya pada 2014 silam.
Sosok HM Lukminto
HM Lukminto merupakan sosok yang mendirikan PT Sritex pada tahun 1966. Awalnya, ia adalah seorang penjual kain di Pasar Klewer, Surakarta, Jawa Tengah, saat dirinya masih duduk di bangku sekolah.
Berkat didikan kakaknya, usaha Lukminto berkembang pesat hingga berhasil membeli dua kios di Pasar Klewer pada tahun 1967. Sejak saat itu, dirinya dijuluki sebagai raja batik meski dengan usia yang masih muda.
Lalu, pada tahun 1972, Lukminto mendirikan pabrik kain di Semanggi Surakarta. Selang enam tahun, ia mendaftakan pabriknya ini ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai perseroan terbatas atau PT.
![Para buruh melambaikan tangan ke patung pendiri PT Sritex Tbk, Lukminto, Jumat (28/2/2025). [Suara.com/Ari Welianto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/28/19441-pt-sritex.jpg)
Barulah sekitar tahun 1980-an, pabrik kain tersebut direlokasi ke kawasan Desa Jetis, Sukoharjo dengan nama baru, yakni PT Sri Rejeki Isman. Kemudian, masuk tahun 1990an, Presiden Soeharto ikut meresmikan Sritex.
Sritex pada tahun 1992 sempat menembus pasar luar negeri. Mereka berhasil membuat seragam untuk NATO dan tentara Jerman. Sejak saat itu, Sritex menjadi perusahaan yang memproduksi untuk 40 negara di dunia.
Beberapa label besar bahkan menjadi mitra perusahaan milik Lukminto itu. Mulai dari Uniqlo, New Yorker, JCPenney, hingga Zara. Dari sini, HM Lukminto pun dinyatakan sebagai salah satu konglomerat Indonesia.
Baca Juga: Sosok Mira Christina Setiady, Istri Bos Sritex Iwan Kurniawan Lukminto Punya Jabatan Moncer
Meski begitu, tidak diketahui pasti berapa nilai kekayaannya. Hanya saja, anaknya yang bernama Iwan Kurniawan Lukminto selaku penerus Sritex pernah tercatat sebagai orang terkaya ke-49 di Indonesia, menurut majalah Forbes.