Suara.com - Istilah "iftar" dan "takjil" sering terdengar dalam percakapan sehari-hari saat bulan Ramadan. Kedua kata ini memiliki makna yang erat kaitannya dengan tradisi berbuka puasa.
Namun, apakah arti sebenarnya dari iftar dan takjil?
Pengertian Iftar
Iftar (bahasa Arab: إفطار) secara harfiah berarti "berbuka puasa". Iftar adalah waktu atau proses ketika seorang Muslim mengakhiri puasa hariannya di bulan Ramadan, yang dimulai dari terbit fajar (waktu Subuh) hingga terbenam matahari (waktu Maghrib).
Iftar biasanya dilakukan dengan memakan atau meminum sesuatu untuk membatalkan puasa, sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, yaitu memulai dengan kurma atau air putih jika kurma tidak tersedia.
Waktu Iftar: Tepat setelah adzan Maghrib berkumandang.
Tradisi: Iftar sering dirayakan bersama keluarga, teman, atau komunitas, dengan hidangan yang bervariasi, mulai dari makanan ringan hingga santapan lengkap.
Contoh doa iftar: "Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa ‘ala rizqika aftartu" (Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka).
Pengertian Takjil
Takjil (berasal dari bahasa Arab: تعجيل, ta‘jīl, yang berarti "menyegerakan") merujuk pada makanan atau minuman ringan yang dikonsumsi untuk membuka puasa saat iftar.