Suara.com - William Anderson alias Codeblu, seorang food reviewer tengah ramai diperbincangkan karena diduga melakukan pemerasan kepada pengusaha kuliner.
Akun Instagram @/ssc_politik turut membagikan keluhan sejumlah pengusaha kuliner mengenai ulasan Codeblu. Salah satunya, Codeblu disebut-sebut meminta Rp350 juta dengan dalih menjadi konsultan.
Baru-baru ini, Codeblu juga mengunggah video permintaan maaf karena telah menyebarkan berita palsu kepada brand CT. Permintaan maaf itu merujuk pada cerita Codeblu mengenai dugaan brand tersebut yang memberikan kue kadaluarsa ke panti asuhan.
Pihak toko roti juga telah melakukan klarifikasi dan terungkap bahwa pelaku sebenarnya adalah mantan karyawan di salah satu vendor maintenance CT.
Baca Juga: Beredar Seruan Boikot Codeblu
Namun, Codeblu tidak memastikan kebenarannya terlebih dahulu sebelum menyebarkan informasi tersebut.
Kontroversi itu lantas membuat sosok Codeblu menuai kritik. Kini, muncul seruan boikot Codeblu di media sosial, salah satunya dibagikan akun X @/gastronusa.
"Boikot Oknum Food Reviewer! Buat resto yang menolak kehadiran oknum food reviewer, boleh pasang ini di tempat masing-masing. Bisnis lagi lesu, kita ga butuh masalah tambahan!" tulis akun tersebut, dikutip Senin (3/3/2025).
Codeblu mengunggah video ulasan makanan di berbagai platform media sosial, salah satunya YouTube. Hingga kini, Codeblu telah memiliki 39,7 ribu subscribers.
Tak hanya review makanan, Codeblu juga mengunggah vlog liburannya di kanal YouTube tersebut. Namun, setelah ditelusuri, kanal YouTube Codeblu sudah jarang aktif.
Baca Juga: Segini Tarif Codeblu? Dituding Memeras Toko Roti hingga Ramai Seruan Boikot
Berdasarkan penghitungan Socialblade, Codeblu bisa meraup pendapatan mencapai Rp2,8 juta per bulan hingga Rp33 juta per tahun dengan performa kanalnya saat ini.