Suara.com - Pertamina membantah tudingan soal isu mengoplos BBM pertamax dengan pertalite. Isu ini berembus seiring dengan tertangkapnya Riva Siahaan Dirut PT Pertamina Patra Niaga.
“Narasi oplosan itu tidak sesuai dengan apa yang disampaikan kejaksaan,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, ketika ditemui di Gedung DPD RI, Jakarta, Selasa (25/2/2025) sebagaimana dikutip Antara.
Dikutip dari laman My Pertamina, Pertamax merupakan BBM sehari-hari yang mampu memberikan performa dengan perlindungan mesin.
Pertamax diketahui memiliki angka oktan minimal 92. Angka oktan yang tinggi ini disebut mampu membuat pembakaran jadi lebih sempurna serta tidak meninggalkan residu, sehingga sangat direkomendasikan untuk kendaraan sehari-hari.
Baca Juga: Komisi XII DPR Sidak ke Sejumlah SPBU di Cibubur Imbas Isu Pertamax Oplosan
Klaim PT Pertamina juga menyebutkan bahwa Pertamax memiliki kelebihan lain berupa formula PERTATEC (Pertamina Technology), sebuah formula zat aditif yang memiliki kemampuan untuk membersihkan endapan kotoran pada mesin sehingga mesin jadi lebih awet, menjaga mesin dari karat, serta pemakaian bahan bakar yang lebih efisien.
Berikut adalah tiga keunggulan Pertamax menurut klaim PT Pertamina:
- Pembakaran bahan bakar yang lebih efisien
- PERTATEC membuat Pertamax dirancang khusus untuk melindungi mesin
- Menjaga mesin tetap bersih dari penumpukan karbon yang mengganggu kinerja mesin kendaraan
PT Pertamina juga menjelaskan lewat laman tersebut mengenai perbedaan Pertamax dengan Premium atau Pertalite. Pihak mereka menyebutkan bahwa Pertamax mempunyai angka oktan 92 serta kandungan zat aditif PERTATEC yang membantu pembakaran jadi lebih sempurna serta mampu membuat mesin lebih bersih dan konsumsi bahan bakar lebih irit.
Berbicara tentang zat aditif yang ditambahkan atau dicampurkan pada Pertamax, banyak masyarakat yang bertanya-tanya zat aditif apakah yang dimaksudkan.
Zat Aditif apa yang dicampurkan ke Pertamax?
Baca Juga: Profil Fitra Eri: Mantan Pebalap Dipuji usai Tolak Tawaran 'Bela' Pertamina
Menanggapi pertanyaan di atas, Mars Ega Legowo selaku Pelaksana Tugas Harian (PTH) Direktur Pertamina Patra Niaga menjelaskan bahwa hanya terdapat satu produk zat aditif yang ditambahkan pada BBM Pertamax, yakni Afton.
Zat aditif Afton tersebut merupakan keluaran dari perusahaan asal Virginia, Amerika Serikat, yakni Afton Chemical Corporation. Afton Chemical Corporation sendiri merupakan sebuah perusahaan pengembangan dan produksi aditif minyak bumi.
"Produknya untuk aditif cuma satu yang kita pakai, sebenarnya dari Afton," ujar Mars Ega pada salah satu kesempatan dalam rapat dengan Komisi XII DPR RI yang disiarkan daring pada Rabu (26/02/2025) kemarin.
Mars Ega juga menjelaskan bahwa memang ada rumusan yang sudah menjadi standar pada penambahan produk zat aditif ke dala Pertamax, yakni sebanyak 0,33 mililiter zat aditif untuk 1 liter Pertamax.
Ia juga mengakui bahwa ada tambahan zat aditif dan penambahan warna pada produk Pertamax yang diproduksi oleh PT Pertamina Patra Niaga. Meski demikian, dirinya menegaskan bahwa tidak ada proses perubahan RON pada Pertamax yang dipasarkan lewat SPBU.
"Yang di Patra Niaga kita menerima di terminal itu sudah dalam bentuk RON 90 dan rON 92. Tidak ada proses perubahan RON, tetapi ada untuk Pertamax kita tambahkan aditif. Jadi di situ ada proses penambahan aditif dan proses penambahan warna. Proses inilah yag memberikan keunggulan dan pembedaan dengan produk yang lain. Proses ini adalah proses injeksi blending," terangnya lebih lanjut.
Kontributor : Rizky Melinda