“Padahal seni itu sangat mendasar dalam hidup kita,” tegas Salma. “Coba pikir, siapa yang nggak pernah dengerin lagu atau corat-coret dengan krayon? Seni ada di sekitar kita, sering kali tanpa disadari.”
Untuk melawan ketimpangan dan stigma ini, mereka menjalankan tiga program utama. Ilmu Dreami, program edukasi yang menghadirkan konten seputar seni dan budaya. Ilmu Dreami Live, sesi Instagram Live bulanan bersama narasumber. Dan masih banyak lagi inisiatif yang mereka jalankan demi membuka akses seni bagi semua.
Setiap 3 bulan sekali, komunitas ini juga melakukan “Kelas Dreami”, yaitu kegiatan turun ke masyarakat untuk memberikan pembelajaran dan praktik seni.
Hingga saat ini, mereka berhasil melaksanakan 4 kelas yang ditujukan kepada anak-anak agar bisa bermain dan berkarya bersama.
“Seni yang kita ajarkan macam-macam, karena memang kita ingin anak-anak ini bisa mengetahui sebenarnya ada seni apa aja yang bisa mereka exercise, dan mereka juga bisa mendapat kesenangan ataupun keceriaan dari sana,” jelas Salma.
Hasil karya dari anak-anak tersebut akan ditampilkan dalam program “Kreasi Dreami” sebagai bukti bahwa banyak dari mereka yang bertalenta, serta menyadarkan masyarakat bahwa semua kalangan juga bisa bermimpi melalui seni bersama dengan komunitas ini.
Dreamity Indonesia membuka kesempatan luas bagi siapa pun untuk menjadi relawan. Tidak ada kriteria khusus, yang terpenting memiliki minat untuk bermimpi lewat seni dan keinginan untuk berbagi ilmu dengan anak-anak tersebut.
Di masa mendatang, Dreamity Indonesia berharap untuk bisa mengedukasi lebih banyak orang tentang pentingnya seni dan perannya dalam mendukung kehidupan generasi muda.
Penulis: Kayla Riasya Salsabila
Baca Juga: Beyond Illumination, Peran Pencahayaan dalam Menampilkan Karya Seni dengan Optimal