Lirik (kamis) Hindia yang Viral: Rekaman Suara Ibu Sumarsih Korban Tragedi Semanggi, Menyayat Hati

Ruth Meliana Suara.Com
Selasa, 25 Februari 2025 | 16:15 WIB
Lirik (kamis) Hindia yang Viral: Rekaman Suara Ibu Sumarsih Korban Tragedi Semanggi, Menyayat Hati
lirik (kamis) Hindia (YouTube/Hindia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hindia merilis album mixtape terbaru bernama Doves, '25 on Black Canvas'. Dalam album ini, Hindia meluncurkan 16 lagu. Salah satunya adalah lagu (kamis) yang secara khusus membahas aksi Kamisan. Tak perlu menunggu lama, Kamis langsung viral di X.

(kamis) menghadirkan suara ibu Sumarsih selaku korban Semanggi. Putra semata wayangnya, Wawan, tewas setelah menjadi korban penembakan Semanggi I pada 1998 silam. Alhasil, lirik (kamis) terasa begitu mencekam dan menyayat hati setiap pendengar karena meluncur dari hati seorang ibu.

Rekaman ibu Sumarsih dalam track (kamis) sudah bisa dinikmati masyarakat melalui platform YouTube maupun Spotify. Intip lirik (kamis) milik Hindia yang berisi isi hati ibu Sumarsih.

[Intro]
Dan tidak akan ada orang yang rela
anak yang dicintai ditembak, atau dibunuh

Baca Juga: 5 Hadiah Remaja Pencuri Pisang yang Diarak di Pati: dari Gus Miftah sampai Dedi Mulyadi

[Spoken word]
Wawan itu anak yang menyenangkan
Hobinya membaca
Dia di kamar mandi pun selalu baca koran
Atau bawa komik atau buku
Kalau hari Sabtu, hari Minggu
Kami masak bersama-sama
Pada saat makan bersama itu,
jam berapa pun makan malam bersama
Kami bercerita tentang keseharian
Dari pembicaraan yang sederhana,
kami membicarakan masalah politik
Karena pada tahun '97-'98 masalah politik
Indonesia semakin memanas
Setelah pembicaraan sampai kepada
masalah politik, selalu ditutup dengan
"Besok dimasakin apa?"

Karena pada tahun '98 itu demonstrasi dan
hari ke hari semakin membesar
Tahun '98 terjadi tragedi kemanusiaan yang
sudah diselidiki oleh Komnas JAM
Yaitu dalam berkas tragedi penembakan mahasiswa
Peristiwa Semanggi 1, Semanggi 2, Trisakti
Kemudian berkas kerusuhan 13-15 Mei '98
Dan berkas penghilangan paksa atau
penculikan aktivis pro-demokrasi

Wawan mahasiswa Atma Jaya
Juga aktif di masyarakat dengan ikut
anggota Tim Relawan untuk Kemanusiaan
Mengadvokasi korban 13, 15 Mei '98 sebagai
anggota tim relawan kemanusiaan
Setiap Wawan datang ke rumah sakit
yang diminta adalah obat-obatan
untuk teman-temannya yang berdemonstrasi

Dan menurut kesaksian, pada tanggal 13 November
hari Jumat itu, jam 10 pagi
Bersama enam prang temannya, Wawan
menetralisir gas air mata di depan kampus
Atma Jaya dengan menyemprotkan air hidran
Sekitar jam 3 sore, aparat masuk ke Atma Jaya
Ada korban yang jatuh, Wawan ngasih tahu
"Pak, itu ada korban. Boleh ditolong atau tidak?"
Tentara itu mengatakan, "Boleh, silakan"
Kemudian Wawan mengeluarkan bendera
putih, dilambai-lambaikan
Tetapi pada saat Wawan akan mengangkat korban,
justru Wawan ditembak

Banyak orang mengatakan dari pagi Wawan
menggunakan ID card Tim Relawan untuk Kemanusiaan
Dan Wawan diautopsi oleh Dr. Budi Sampurno.
Wawan meninggal dunia karena ditembak
dengan peluru tajam standar militer di dada
sebelah kiri mengenai jantung dan parunya
Dan menurut kesaksian juga bahwa Wawan
ditembak oleh aparat di halaman kampusnya
ketika sedang menolong seorang korban
yang juga ditembak oleh aparat

Baca Juga: Blak-blakan Bantah Luhut Binsar Pandjaitan Soal Danantara, Fedi Nuril: Bikin Curiga..

Setelah Wawan meninggal dunia,
hari Jumat 13 November '98 Wawan ditembak,
hari Sabtu Wawan dimakamkan
Pulang dari makam ada wartawan bertiga begitu,
di rumah sunyi...
Kemudian saya bilang, "Saya akan berhenti bekerja
Saya tidak sanggup untuk bertemu dengan orang"

Saya sangat mencintai Wawan,
Kami sekeluarga mencintai Wawan
Tapi duka cita saya bertransformasi pada
cinta terhadap sesama
Dengan memperjuangkan agar kasus-kasus
pelanggaran HAM berat yang terjadi di Indonesia ini
Dipertanggungjawabkan sesuai
dengan undang-udang yang berlaku
Yaitu Undang-Undang Nomor 26 tahun 2000
tentang pengadilan HAM
Untuk mewujudkan agenda reformasi yang ketiga
yang diperjuangkan oleh Wawan dan kawan-kawannya
Yaitu tegakkan supremasi hukum

Bagi saya, warna hitam bukan lambang
duka cita tetapi lambang keteguhan
Jangan yang ada hanya korban,
tetapi pelakunya tidak ada

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI