Waspada! Risiko Kesehatan yang Sering Terjadi Selama Ramadan

Suhardiman Suara.Com
Selasa, 25 Februari 2025 | 12:00 WIB
Waspada! Risiko Kesehatan yang Sering Terjadi Selama Ramadan
ilustrasi puasa. (jannoon028/Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kelelahan

Kurang tidur akibat bangun sahur dini hari dan aktivitas ibadah di malam hari, seperti shalat Tarawih, dapat menyebabkan tubuh mengalami kelelahan yang signifikan. Ini terjadi karena waktu istirahat yang terpotong membuat tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk memulihkan energi.

Jika tidak diimbangi dengan istirahat yang cukup, sistem kekebalan tubuh dapat melemah, sehingga membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Selain itu, kelelahan yang berkepanjangan juga dapat memengaruhi konsentrasi, mood, dan produktivitas sehari-hari, yang pada akhirnya dapat mengganggu kelancaran ibadah puasa.

Untuk itu penting mengatur pola tidur dengan baik. Misalnya dengan tidur lebih awal atau memanfaatkan waktu siang untuk beristirahat singkat, agar tubuh tetap fit dan ibadah selama Ramadan dapat dijalani dengan optimal.

Gula Darah Tidak Stabil

Bagi penderita diabetes, berpuasa di bulan Ramadan bisa menjadi tantangan yang cukup besar karena harus menyeimbangkan antara ibadah dan manajemen kesehatan. Perubahan pola makan, seperti tidak makan dan minum dalam waktu lama, serta jadwal konsumsi obat yang harus disesuaikan, dapat memengaruhi kadar gula darah.

Oleh karena itu, penting bagi penderita diabetes untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan berpuasa, serta memantau kadar gula darah secara rutin agar dapat menjalankan ibadah dengan aman dan nyaman.

Masalah Kardiovaskular

Perubahan pola makan, seperti konsumsi makanan tinggi lemak dan gula saat berbuka puasa, serta kurangnya aktivitas fisik selama Ramadan, dapat berdampak signifikan pada kesehatan jantung.
Kondisi ini terjadi karena asupan nutrisi yang tidak seimbang dan gaya hidup yang lebih pasif dapat meningkatkan kadar kolesterol, tekanan darah, dan risiko penumpukan plak di pembuluh darah.

Risiko ini terutama lebih tinggi bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi (hipertensi), karena tubuh mereka lebih sensitif terhadap perubahan pola makan dan aktivitas. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat memicu komplikasi serius, seperti serangan jantung atau stroke.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI