Suara.com - Paylater telah menjadi solusi keuangan yang semakin populer di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Namun, penggunaan yang tidak terkendali dapat memicu stres finansial dan berdampak pada kesehatan mental.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan Paylater sebesar 61,90 persen secara tahunan per November 2024. Sedangkan dari sisi pengguna, Kredivo dan Katadata Insight Center mengungkap bahwa 70,4 persen pengguna Paylater berasal dari kelompok usia 18-35 tahun.
Berikut beberapa tips agar tetap sehat mental saat menggunakan paylater dari Psikolog Klinis:
- Penting untuk punya rasionalisasi dan motivasi yang baik
Sebelum menggunakan dengan Paylater, penting untuk bertanya pada diri sendiri "Apakah ini benar-benar diperlukan? Mampukah saya melunasi cicilannya? Apakah Paylater akan membantu mengelola cash flow atau justru membuat semakin boros?"
Proses ini penting supaya setiap penggunaan Paylater didasari atas rasionalitas yang baik dan disertai kesadaran akan manfaat serta risiko yang mungkin timbul.
- Kondisi mental harus stabil sebelum memanfaatkan Paylater
Saat stres, seseorang cenderung fokus pada solusi jangka pendek. Oleh karena itu, hindari menggunakan Paylater saat kondisi psikologis tidak stabil, karena dapat mengaburkan penilaian risiko dan mendorong penggunaan yang impulsif dan berlebihan.
Apabila pada akhirnya kesulitan membayar tagihan, hal ini justru bisa menambah stres atau bahkan berisiko mengalami depresi di kemudian hari.
Perhatikan juga tips ini agar tetap sehat mental setelah pakai Paylater
- Kelola limit Paylater dengan bijak dan terkontrol
Penggunaan Paylater secara bijak dan terkontrol setiap bulan dapat membantu menjaga cash flow dan meningkatkan skor kredit. Namun, jika digunakan berlebihan dalam satu waktu, hal ini bisa memberi ilusi kemudahan dalam berbelanja tanpa pertimbangan matang, yang berisiko memicu gagal bayar jika tidak didukung kondisi finansial yang stabil.
- Punya kewajiban untuk membayar tagihan setelah memakainya
Meskipun Paylater memungkinan pengguna mendapatkan barang atau layanan sebelum membayar, namun kewajiban membayar tetap berlaku sesuai skema yang dipilih.
Jika sengaja melakukan gagal bayar (galbay), pengguna justru dirugikan karena skor kredit di SLIK OJK bisa menurun dan tidak dapat mengambil kredit jenis apapun di kemudian hari.