Lagu Sukatani dari Sukatani adalah lagu yang menggambarkan identitas dan semangat dari band itu sendiri. Liriknya yang penuh semangat mengajak pendengar untuk mengenal lebih dekat Sukatani, band punk asal Purbalingga yang memiliki ciri khas tersendiri.
Lagu ini juga mencerminkan perjuangan dan idealisme Sukatani dalam bermusik. Lagu ini cukup sederhana, tetapi memiliki pesan yang kuat. Pengulangan kata "Maturnuwun wong tani" (Terima kasih petani) menekankan rasa syukur dan penghargaan Sukatani kepada para petani.
4. Alas Wirasaba
Lagu Alas Wirasaba membahas bagaimana pembangunan infrastruktur berdampak bagi lingkungan sekitarnya. Lagu ini ditulis dengan menggunakan dialek bahasa Banyumasan yang membawa nostalgia masa kecil para personil Sukatani di hutan yang dulunya menjadi tempat bermain mereka waktu kecil yang sekarang berubah menjadi bandara.
Lagu ini menjadi pengingat dampak dari pembangunan bandara yang tidak jarang akan berdampak mengorbankan alam dan kenangan masa kecil personil Sukatani.
Alas atau kerap disebut hutan memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat sekitar. Dampak negatif dengan adanya bandara dapat menghilangkan sumber daya alam, kerusakan habitat flora dan fauna, serta menyebabkan pencemaran air bagi masyarakat sekitarnya.
5. Jangan Bicara Solidaritas
Lagu 'Jangan Bicara Solidaritas' dari Sukatani merupakan sebuah kritik tajam terhadap kemunafikan dan ketidakpedulian yang seringkali tersembunyi di balik kata-kata manis solidaritas. Liriknya yang lugas menggambarkan kekecewaan terhadap orang-orang yang hanya pandai berbicara tentang solidaritas, tetapi tidak pernah benar-benar bertindak atau peduli terhadap sesama.
Pengulangan kata 'Jangan bicara tentang solidaritas' menekankan bahwa kata-kata tanpa tindakan adalah hampa. Lagu ini ingin menyampaikan bahwa solidaritas sejati membutuhkan tindakan nyata, bukan hanya kata-kata manis. Sukatani mengajak pendengar untuk tidak hanya berbicara tentang solidaritas, tetapi juga untuk peduli dan membantu sesama yang membutuhkan.
Baca Juga: Fanny Soegi dan Sederet Musisi Beri Dukungan untuk Sukatani: Masa Sama Lagu Takut?
6. Realitas Konsumerisme