Gaet Konsumen Selama Ramadan, Ini Bocoran Strategi yang Bisa Digunakan Brand

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 20 Februari 2025 | 16:41 WIB
Gaet Konsumen Selama Ramadan, Ini Bocoran Strategi yang Bisa Digunakan Brand
Ilustrasi [Envato]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar kedua di dunia, Ramadan bukan sekadar perayaan spiritual. Ini adalah momentum strategis bagi brand untuk membangun koneksi lebih kuat dengan konsumen.

Menurut studi Redseer, rata-rata pengeluaran masyarakat Indonesia selama Ramadan diperkirakan mencapai Rp4,8 juta. Angka ini mencerminkan daya beli tinggi sekaligus peluang besar bagi brand lokal untuk meningkatkan penjualan.

Tren belanja selama Ramadan terus berkembang. Think With Google melaporkan bahwa 72 persen konsumen melihat bulan suci sebagai momen terbaik untuk mendapatkan penawaran menarik, sementara 78 persen

“Saat Ramadan, kebiasaan mengakses konten berubah. Studi menunjukkan banyak orang mulai merencanakan pembelian sejak seminggu sebelum menerima THR. Dengan memahami pola ini, brand bisa menentukan waktu promosi yang paling efektif," ujar CEO Hypefast, Achmad Alkatiri dalam keterangannya baru-baru ini. 

Baca Juga: Tips Sukses dalam Program Affiliate di Ramadan 2025

Ia menjelaskan bahwa  Belanja melalui siaran langsung semakin diminati. Data menunjukkan bahwa 46 persen -61 persen pengguna di kategori kecantikan, perawatan rumah, dan elektronik menemukan produk melalui demonstrasi langsung. Tren ini diperkuat oleh TikTok selama Ramadan 2024, yang mencatat lonjakan interaksi di fitur live shopping.

Dua momen utama dengan lonjakan interaksi digital adalah menjelang Maghrib dan saat Sahur. Sore hari, orang-orang mencari hiburan, informasi promo, atau melakukan transaksi last-minute. Sementara saat Sahur, mereka menghabiskan waktu untuk menelusuri konten, menonton video, atau berbelanja online.

Ia melanjutkan bahwa Konten yang dibuat oleh pekerja terbukti memiliki tingkat interaksi tinggi.

"Keaslian menjadi daya tarik utama. Dengan berbagi wawasan dan pengalaman personal, brand tidak hanya membangun kepercayaan, tetapi juga memanusiakan identitas mereka di mata konsumen," kata dia. 

Ia melanjutkan bahwa penggunaan hashtag yang relevan mampu mendorong jangkauan konten. Di TikTok, misalnya, #racuninTikTok telah meraih lebih dari 400 juta views, sementara #takjil mencapai 2,6 miliar views. Ramadan 2024 mencatat 62 persen dari 1,5 triliun tayangan video di TikTok berkaitan dengan belanja.

Baca Juga: Ekspansi Besar-besaran, Emiten HAJJ Incar Lonjakan Pendapatan dari Umrah Ramadan

Data Redseer juga menunjukkan bahwa 70 persen konsumen mencari informasi sebelum membeli. Mengoptimalkan hashtag yang sedang tren bisa menjadi strategi efektif.

Meski platform digital berkembang pesat, survei menunjukkan bahwa 69 persen konsumen Indonesia masih lebih suka berbelanja langsung. Kebiasaan ini erat kaitannya dengan budaya Ramadan, di mana banyak orang ingin mencoba pakaian baru sebelum membeli. Ini mengonfirmasi bahwa pengalaman belanja fisik masih memiliki daya tarik kuat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI