Pidato Presiden Prabowo Dinilai Penuh Logical Fallacy, Apa Itu dan Bagaimana Cirinya?

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Rabu, 19 Februari 2025 | 08:00 WIB
Pidato Presiden Prabowo Dinilai Penuh Logical Fallacy, Apa Itu dan Bagaimana Cirinya?
Presiden Prabowo Subianto. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah ahli dan akademisi kini berbondong-bondong melayangkan kritik pedas terhadap pidato Presiden Prabowo Subianto dalam acara perayaan Hari Ulang Tahun ke-17 Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025).

Tak tanggung-tanggung, segelintir pakar hingga kreator konten akademik menilai pidato Prabowo diwarnai dengan logical fallacy.

Adapun sosok Presiden RI tersebut dalam pidatonya banyak membela kebijakannya, salah satunya terkait formasi Kabinet Merah Putih. 

Prabowo menyayangkan masih banyak pihak yang tak puas dengan kabinet kementerian yang dinilai terlalu gemuk.

Baca Juga: Gibran Vs Prabowo di Pilpres 2029? Pengamat: Sangat Realistis!

Sontak, Prabowo melontarkan kata 'ndasmu' yang berarti 'kepalamu' dalam bahasa Jawa untuk menegur mereka yang melontarkan kritik itu.

"Ada orang-orang pintar (yang bilang) kabinet ini terlalu gemuk. Ndasmu," sindir Prabowo di hadapan para audiens, dikutip dari video pidato kepresidenan, Selasa (18/2/2025).

Seorang influencer sekaligus pegiat akademis Fathian Hafiz sontak menyatakan bahwa Prabowo terjebak dalam logical fallacy 

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan logical fallacy? Apa saja cirinya?

Presiden RI terjebak dalam sesat pikir?

Baca Juga: Dalih Bukan buat Pribadi Prabowo, Istana Janji Lapor ke KPK soal Hadiah Mobil Listrik dari Erdogan

Logical fallacy yang disinggung oleh Fathian Hafis tak lain adalah sebuah bentuk sesat pikir, sebagaimana yang telah dijabarkan dalam buku How to Win Every Argument: The Use and Abuse of Logic karya Madsen Pirie.

Sesat pikir adalah bagaimana seseorang salah mengambil kesimpulan dalam sebuah argumen atau debat.

Seorang juga dapat jatuh dalam sesat pikir ketika ia membela argumen atau pendapatnya dengan mengalihkan fokus dari poin pendapatnya ke hal lain.

Beberapa mendefinisikan sesat pikir sebagai upaya yang salah saat seseorang membela pendapatnya dengan tak fokus memperkuat argumennya.

Sebagai contoh, seseorang jatuh ke sesat pikir ketika ia menyerang orang yang berdebat dengannya dengan mengungkit hal-hal yang tak relevan dengan pendapatnya.

Ia akan mengungkit fisik, atau latar belakang sosial lawan debatnya, seperti mengungkit agama, suku, maupun usia. Latar belakang sosial tersebut digunakan untuk menyalahkan argumen si lawan debat, misalkan seorang tak menerima argumen orang lain karena ia adalah anggota suku tertentu.

Sesat pikir semacam ini sering disebut dengan sesat pikir ad hominem.

Ciri-ciri sesat pikir: Prabowo terjebak salah satunya?

Selain sesat pikir ad hominem, ada sesat pikir lainnya yang membuat orang-orang membuat kesimpulan yang tak valid.

Ada pula sesat pikir ad baculum, yakni menggunakan ancaman untuk membuat seseorang menerima kesimpulan. Ancaman tersebut bisa berupa serangan verbal atau makian.

Tak heran jika Prabowo dinilai terjebak dalam sesat pikir. Pasalnya, alih-alih ke membela kebijakannya dengan data, ia melontarkan hinaan berupa ndasmu kepada orang-orang yang mengkritik kebijakannya.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI