Suara.com - Baru-baru ini, Indro Warkop sampai menitikkan air mata karena kelewat terharu dengan kisah anak sahabatnya, Dono Warkop.
Dilansir dari ceritanya di kanal YouTube Plus 62, Indro mengisahkan seberapa bahagianya anak bungsu almarhum Dono, Satrio Sarwo Trengginas, karena sang ayah tetap bisa membantu perekonomian keluarga bahkan setelah meninggal dunia.
“Ketika pertama kali Hak Kekayaan Intelektual Warkop bisa menghasilkan, dia bilang 'Saya masih kecil sekali waktu ayah saya meninggal’,” ujar Indro, dikutip pada Rabu (19/2/2025).
“Ayah saya sudah tidak ada, tapi dia masih mengirimkan saya uang untuk sekolah,” sambung Indro, menirukan ucapan putra bungsu sahabatnya di Warkop DKI.
Jejak pendidikan di keluarga mendiang Wahyu Sardono memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain karena kisah almarhum Dono yang masih bisa menyekolahkan anaknya kendati sudah tiada, riwayat pendidikan sang komedian beserta tiga anaknya juga tak kalah mencuri perhatian.
Seperti apakah?
Dono Warkop Pernah Jadi Asisten Dosen

Selepas menamatkan SMA pada tahun 1971, Dono memutuskan untuk berkuliah di Jurusan Ilmu Sosiologi Universitas Indonesia. Di situ pula Dono kemudian bertemu dan berkawan akrab dengan Paulus Wirutomo yang sekarang menjadi sosiolog serta Guru Besar FISIP UI.
Ragam aktivitas di bidang jurnalisme dilakoni Dono semasa kuliah, yang menjadi cikal-bakal berdirinya Warkop DKI dan mengantarkannya pada kesuksesan. Namun di bidang akademik, Dono juga tidak kalah berprestasi.
Memasuki tahun kelima perkuliahannya, Dono dan Paulus diangkat menjadi asisten dosen Selo Soemardjan yang merupakan tokoh besar di dunia pendidikan. Tidak sembarang mahasiswa berkesempatan menjadi asisten dosen Soemardjan, sebab tanggung jawabnya begitu besar untuk mengajar mahasiswa saat sang dosen berhalangan hadir.