Dr. Braden Kuo dari Massachusetts General Hospital melakukan studi dengan kamera kapsul untuk melihat bagaimana tubuh mencerna mi instan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mi segar dapat dicerna dalam waktu satu hingga dua jam, sedangkan mi instan tetap utuh dalam sistem pencernaan selama beberapa jam setelah dikonsumsi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan seperti kembung dan sembelit.
4. Meningkatkan Risiko Sindrom Metabolik
Konsumsi mi instan setiap hari dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, yaitu kombinasi dari obesitas, tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
5. Berisiko Penyakit Ginjal
Menurut American Heart Association, terlalu banyak natrium tinggi dalam tubuh dapat membuat ginjal bekerja lebih keras untuk menyaringnya. Akibatnya, konsumsi mi instan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal lainnya.
Meski praktis dan lezat, konsumsi mi instan setiap hari dapat berdampak buruk pada kesehatan. Kandungan lemak jenuh, natrium tinggi, dan bahan pengawet dalam mi instan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, dan gangguan pencernaan. Oleh karena itu, sebaiknya batasi konsumsi mi instan dan imbangi dengan pola makan yang sehat.