Suara.com - Penyanyi dan aktris Sherina Munaf menjadi sorotan publik setelah menggugat cerai Baskara Mahendra. Gugatan yang didaftarkan pada 16 Januari 2025 ini memicu berbagai spekulasi, hingga memunculkan pembahasan tentang lavender marriage. Apa sih itu?
Konsep lavender marriage dalam sebuah hubungan bukanlah hal yang baru. Fenomena ini muncul sejak awal abad ke-20 dan menjadi hal yang umum terjadi di kalangan selebritis Hollywood pada masa itu. Berikut ulasan selengkapnya.
Apa Itu Lavender Marriage?
Baca Juga: Belajar dari Perceraian Sherina Munaf, Ini Pentingnya Quality Time dengan Pasangan Meski Sudah Nikah
Lavender marriage adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pernikahan antara pria dan wanita yang dilakukan bukan atas dasar cinta sejati, melainkan untuk menutupi orientasi seksual salah satu atau kedua pasangan.
Istilah ini pertama kali muncul pada awal abad ke-20, terutama di Hollywood, di mana banyak selebritis yang merasa terpaksa menjalani pernikahan semacam ini demi menjaga citra dan karier mereka.
Warna lavender telah lama dikaitkan dengan komunitas LGBTQ+, menjadikannya simbol pernikahan yang bertujuan menyembunyikan identitas seksual seseorang. Pada masa lalu, tekanan sosial dan stigma terhadap homoseksualitas membuat banyak individu memilih jalan ini agar tetap diterima dalam masyarakat dan industri hiburan.
Sejarah dan Latar Belakang Lavender Marriage
Pada era 1920-an hingga 1930-an, Hollywood menjadi pusat perhatian dunia, dan kehidupan para aktor serta aktris selalu disorot publik. Namun, pada masa itu, orientasi seksual non-heteroseksual dianggap tabu dan dapat merusak karier seseorang.
Baca Juga: Sherina Munaf dan Baskara Mahendra Resmi Cerai Jalur Verstek, Apa Artinya?
Demi melindungi reputasi mereka, banyak selebritis memilih menjalani lavender marriage, sehingga mereka tetap dapat mempertahankan popularitas dan pekerjaan mereka.
Salah satu contoh paling terkenal adalah aktor Rock Hudson yang menikah dengan sekretarisnya, Phyllis Gates, pada tahun 1955. Hudson dikenal sebagai ikon maskulinitas di Hollywood, tetapi pernikahannya diyakini hanya sebagai strategi untuk menutupi orientasi seksualnya yang sebenarnya.
Contoh lain adalah aktris Judy Garland yang menikah dengan sutradara Vincente Minnelli, meskipun ada spekulasi bahwa pernikahan tersebut juga merupakan lavender marriage.
Selain di dunia hiburan, fenomena ini juga ditemukan di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara yang masih memiliki pandangan konservatif terhadap homoseksualitas. Lavender marriage sering kali menjadi solusi bagi individu yang ingin menghindari stigma dan diskriminasi sosial.
Kaitan antara Lavender Marriage dan Kasus Sherina-Baskara
Gugatan cerai Sherina terhadap Baskara memicu spekulasi bahwa pernikahan mereka hanyalah lavender marriage. Isu ini pertama kali mencuat di media sosial dan berkembang luas di berbagai platform gosip. Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti konkret atau pernyataan resmi dari keduanya yang mendukung klaim tersebut.
Sherina dan Baskara menikah pada November 2020 dan telah bersama selama empat tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk bercerai. Dalam gugatan yang diajukan, Sherina tidak menuntut harta gono-gini, yang menunjukkan bahwa fokus utama dari gugatan ini adalah perceraian itu sendiri tanpa ada tuntutan materi tambahan.
Spekulasi mengenai lavender marriage dalam hubungan mereka muncul karena stereotip yang berkembang di masyarakat. Padahal, fenomena lavender marriage lebih banyak ditemukan pada masa lalu, terutama di era ketika orientasi seksual tertentu dianggap tabu.
Seiring meningkatnya penerimaan terhadap LGBTQ+ di berbagai negara, termasuk Indonesia, praktik ini mulai berkurang dan lebih jarang ditemukan dalam kehidupan modern.
Isu lavender marriage dalam kasus Sherina dan Baskara mencerminkan rumitnya hubungan antarmanusia di era modern. Publik sering kali terburu-buru membuat asumsi terhadap kehidupan pribadi figur publik tanpa memiliki dasar yang jelas.
Kasus perceraian Sherina Munaf dan Baskara Mahendra menjadi sorotan bukan hanya karena status mereka sebagai figur publik, tetapi juga karena spekulasi mengenai lavender marriage yang menyertainya. Namun, tanpa bukti konkret, isu ini tetaplah spekulasi belaka.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas