“Emosi perlu dikelola, mengekspresikannya dengan sehat dan pas. Tidak menahan-nahan namun juga tidak meledak-ledak,”terangnya.
Ia juga memberi tips agar dapat mengontrol emosi adalah dengan merenung, sebab tidak semua emosi dapat diluapkan.
Dengan merenung, seseorang mampu berpikir jernih dan menilai sikap dalam diri apakah pantas dilakukan atau tidak.
Sebab dari sisi sosiologi, kultur dan budaya lingkungan juga perlu diperhatikan agar seseorang menjadi orang yang bernilai ketika bisa mengontrol emosinya.
Tips lain dari Ampuni adalah dengan mengalihkan pikiran ke hal lain ketika emosi sedang meluap, misalnya melihat tayangan komedi atau sekadar berjalan-jalan untuk lebih rileks.
Tak kalah penting juga, disarankan untuk memberi jarak antara emosi-emosi yang dirasakan dengan tindakan atau cara mengekspresikan.
Contohnya, saat seseorang tersulut emosi, maka beri jarak sebelum mengekspresikan emosi itu, seperti diam (tidak langsung berdiri).
Mengatur jarak ini juga dianggap sebagai cara yang cukup ampuh dalam mengelola emosi, sehingga seseorang bisa terhindar dari tindakan-tindakan yang merugikan.
Di sisi lain, menurut penelitian yang dipublikasi oleh Healthline, emosi meluap yang tidak dikontrol berpotensi menyebabkan berbagai masalah serius pada mental maupun fisik seseorang.
Baca Juga: Apa Itu Sumpah Advokat? Dilanggar Razman Nasution dan Firdaus Oiwobo Sampai Dibekukan
Kemarahan yang meledak-ledak menyebabkan terjadinya peningkatan testosteron dan penurunan kortisol yang berdampak negatif bagi tubuh.