Mengapa Program Makan Siang Bergizi di Sekolah Jepang Berhasil? Deretan Pelajaran Berharga untuk MBG di Indonesia

Jum'at, 14 Februari 2025 | 09:00 WIB
Mengapa Program Makan Siang Bergizi di Sekolah Jepang Berhasil? Deretan Pelajaran Berharga untuk MBG di Indonesia
Anak makan dan Peralatan makan anak (Dok. Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pola makan masyarakat Jepang memang patut dicontoh, termasuk saat bagaimana mereka menjalani program makan siang bergizi di sekolah melalui filosofi shokuiku.

Bukan hanya sekadar kenyang, menurut negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia itu, pendidikan gizi memiliki peran penting dalam membentuk kebiasaan makan sehat bagi anak-anak. 

Tak main-main bahkan program tersebut sudah berlangsung lebih dari satu abad yang lalu, yakni sejak sebelum Perang Dunia, tepatnya 1800-an di Prefektur Kanagawa.

Profesor Naomi Aiba, pakar gizi dari Department of Nutrition and Life Science Kanagawa Institute of Technology, menjelaskan, sejak diberlakukannya Undang-Undang Pendidikan Pangan pada tahun 2005 di Jepang, makan siang di sekolah bukan hanya sekadar waktu makan, tetapi juga menjadi sarana edukasi yang terstruktur. 

Guru ahli gizi bekerja sama dengan para guru lain untuk memberikan pendidikan tentang gizi, keamanan pangan, serta membangun sikap positif terhadap makanan bagi siswa dan keluarga mereka. 

Berikut bagaimana Jepang menjalani program makan siang bergizi di negaranya, yang dapat dicontoh oleh Indonesia yang baru saja memulai program tersebut melalui Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah.

Profesor Naomi Aiba, pakar gizi dari Department of Nutrition and Life Science Kanagawa Institute (Dok. Yakult)
Profesor Naomi Aiba, pakar gizi dari Department of Nutrition and Life Science Kanagawa Institute (Dok. Yakult)

Peran Guru Ahli Gizi dalam Pendidikan Pangan

Di sekolah di Jepang, kata Naomi, terdapat guru ahli gizi yang memiliki sertifikasi sebagai pendidik sekaligus ahli gizi. Mereka ditunjuk oleh dewan pendidikan prefektur sesuai kebutuhan. 

"Tugas mereka tidak hanya mengelola asupan nutrisi siswa, tetapi juga memastikan kebersihan dan keamanan makanan yang dikonsumsi," kata dia dalam acara Nutrisi dan Edukasi yang digelar Yakult, di Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Baca Juga: Badan Gizi Nasional Ngaku Ikut Kena Pemangkasan Anggaran, Program Makan Bergizi Gratis Terdampak?

Manajemen makan siang di sekolah dikontrol dengan ketat untuk mencegah keracunan makanan. Selain itu, guru ahli gizi juga memberikan tiga jenis panduan utama kepada siswa, di antaranya panduan diet, dengan memberikan pemahaman tentang pola makan sehat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI