Namun demikian, tambah Yunus Daud, dengan remote sensing kita belum dapat mengetahui sistem geothermal di bawah-permukaan. Maka tahap awal yang perlu dilakukan adalah melakukan pengambilan data baik melalui ground survey maupun airborne survey.
“Kemudian dilakukan pemrosesan dan pemodelan data, dengan menggunakan software yang kami kembangkan sendiri dan sudah mendapatkan paten/HAKI. Hasil pemodelan ini menjadi dasar dalam pembuatan model reservoir geothermal secara 3-dimensi dan penentuan rekomendasi pemboran,” lanjutnya.
Selain fokus pada bidang riset dan inovasi, UI juga telah mengembangkan pendidikan geothermal baik di level sarjana maupun pascasarjana. UI sebagai representasi Indonesia, yang memiliki fakultas yang variatif dan lengkap, sangat strategis untuk menjadi pionir dalam pengembangan “International Geothermal Research and Innovation Center” berkolaborasi dengan institusi pemerintah, universitas, dan dunia industri, baik dalam maupun luar negeri.