Swasembada Energi Hijau atau Energi Terbarukan Jadi Komitmen Indonesia

Rabu, 12 Februari 2025 | 11:50 WIB
Swasembada Energi Hijau atau Energi Terbarukan Jadi Komitmen Indonesia
Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Bidang Geothermal, FMIPA, UI Rabu (12/2/2025), di Balai Sidang UI, Depok. (Dok: UI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam orasi ilmiah yang berjudul Peran Strategis Riset dan Inovasi Teknologi Advanced Reservoir Imaging dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemboran Sumur Geotermal, Menurunkan Biaya Energi, dan Mendukung Swasembada Energi Hijau di Indonesia, Prof. Dr. Eng. Yunus Daud, Dipl.Geotherm.Tech., M.Sc. mengatakan, Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk memastikan Indonesia kecukupan energi dan ketahanan energi.

Selain itu, pemerintah juga mendorong untuk mencapai swasembada energi hijau atau energi terbarukan, khususnya energi geothermal dan mencapai net zero emission sebelum tahun 2060.

Hal ini dikatakannya dalam rangkaian seremoni acara Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Bidang Geothermal, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UI, Depok, Rabu (12/2/2025).

Potensi Geothermal Indonesia mencapi 23,6 GW yang terdiri dari 9,2 GWe Resources dan Cadangan 14,4 GW. Cadangan terbukti 3,34 GW adalah sumber utama base load kelistrikan Indonesia pada Transisi Ketenagalistrikan Indonesia. Geothermal ditargetkan 6,5 GW sampai tahun 2040.

Baca Juga: Langkah Strategis Indonesia untuk Dukung Net Zero Emission Global

Prof. Yunus Daud mengatakan, pilihan energi geothermal sangat tepat karena selain energi ini bersih (low emission), terbarukan (renewable), dan berkelanjutan (sustainable), geotermal juga tidak bergantung pada iklim/cuaca, dapat beroperasi 24 jam/ 7 hari, dan memiliki capacity factor sampai 90%, sehingga dapat diandalkan untuk menggantikan peran bahan bakar fosil sebagai baseload power.

Energi geothermal juga dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lama (long lasting), sebagaimana PLTP pertama di Kamojang yang sudah beroperasi lebih dari 40 tahun, namun tetap prima. Oleh karena itu, patut disyukuri dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan energi geotermal menjadi energi listrik dan pemanfaatan panas langsung (direct uses) serta terus mengembangkan riset dan inovasi teknologi eksplorasi dan teknologi pemanfaatan.

Di akhir tahun 2023, Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara pemasok energi listrik geothermal terbesar dunia (2.418 Mwe) setelah Amerika Serikat (2.674 Mwe). Pertumbuhan PLTP mengalami peningkatan signifikan dalam 15 tahun terakhir. Akhir 2024, kapasitas terpasang energi geothermal di Indonesia mencapai 2.653 Mwe). 

Namun demikian, pengembangan energi geothermal di Indonesia menghadapi banyak tantangan. Di antaranya risiko tinggi pada tahapan eksplorasi, yakni tahapan mencari dan menemukan posisi zona reservoir secara tepat yang dapat memproduksi uap atau air panas bersuhu tinggi di kedalaman ekonomis (yakni kurang dari 3 km). Risiko akan berkurang secara signifikan dan project menjadi lebih feasible jika pemboran sumur eksplorasi berhasil menembus zona uap di dalam reservoir.

Prof. Yunus Daud menambahkan, Laboratorium Geothermal UI dan Geothermal Research Center (GRC) telah lebih dari 25 tahun terlibat dalam riset dan inovasi geothermal, khususnya dalam bidang subsurface imaging.

Baca Juga: Revolusi Hijau di Sekolah: Belajar Energi Terbarukan Langsung dengan PLTS Atap

Advanced Reservoir Imaging Technology yang diterapkan di dunia kebumian serupa dengan Medical Body Imaging Technology di dunia kedokteran. Lebih jelasnya, melalui teknologi satelit (remote sensing), kita dapat memetakan adanya indikasi sistem geothermal di permukaan bumi seperti fumarole (semburan uap), dan hot spring.

Namun demikian, tambah Yunus Daud, dengan remote sensing kita belum dapat mengetahui sistem geothermal di bawah-permukaan. Maka tahap awal yang perlu dilakukan adalah melakukan pengambilan data baik melalui ground survey maupun airborne survey.

“Kemudian dilakukan pemrosesan dan pemodelan data, dengan menggunakan software yang kami kembangkan sendiri dan sudah mendapatkan paten/HAKI. Hasil pemodelan ini menjadi dasar dalam pembuatan model reservoir geothermal secara 3-dimensi dan penentuan rekomendasi pemboran,” lanjutnya.

Selain fokus pada bidang riset dan inovasi, UI juga telah mengembangkan pendidikan geothermal baik di level sarjana maupun pascasarjana. UI sebagai representasi Indonesia, yang memiliki fakultas yang variatif dan lengkap, sangat strategis untuk menjadi pionir dalam pengembangan “International Geothermal Research and Innovation Center” berkolaborasi dengan institusi pemerintah, universitas, dan dunia industri, baik dalam maupun luar negeri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI