Suara.com - Industri kecantikan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Diperkirakan, nilai pasarnya mencapai Rp146 triliun pada tahun 2024 dengan estimasi 100.400 salon, 5.000 barbershop dan 3,97 juta unit ritel mendistribusikan produk kecantikan dan perawatan pribadi di Indonesia. Angka ini mengukuhkan Indonesia sebagai salah satu pasar kecantikan paling potensial di dunia dan besarnya peluang pengembangan industri di masa depan.
Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan diri dan penampilan, serta semakin banyaknya produk dan layanan kecantikan yang tersedia. Pertumbuhan industri ini tidak hanya memberikan manfaat bagi para pelaku bisnis, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.
Merayakan 45 tahun perjalanannya di Indonesia, perusahaan kecantikan L’Oréal baru saja meluncurkan buku The Essentiality of Beauty —sebuah pandangan mendalam tentang bagaimana kecantikan menjadi elemen penting dalam kehidupan manusia, membawa dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia.
Menyimak perjalanan 45 tahun perusahaan kecantikan yang berasal dari Prancis ini, Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, mengapresiasi inovasi-inovasi yang dilakukan, mulai dari pendirian pusat riset, penyediaan berbagai pelatihan, hingga memproduksi berbagai macam produk kecantikan.
Baca Juga: Di Balik Filter Wajah: Harapan, Realita, dan Standar Kecantikan Tak Realistis
"Selain itu, kami juga mengapresiasi kontribusi L'Oréal dan industri kecantikan khususnya dalam menciptakan lapangan pekerjaan, mendukung ekonomi lokal dan UMKM. Kami juga sangat mendukung pemanfaatan nilam sebagai bahan parfum kelas dunia dan berharap semakin banyak perusahaan kecantikan yang menggunakan sumber daya alam Indonesia untuk menciptakan produk kecantikan yang mendunia," kata Airlangga Hartarto dalam acara Perayaan 45 Tahun L’Oréal Indonesia beberapa waktu lalu di Jakarta.
Di sisi lain, Faisol Riza, Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia, menyampaikan bahwa industri manufaktur terus menunjukkan perkembangan yang pesat. Berdasarkan laporan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencapai level 51,9 pada Januari 2025.
Angka ini merupakan capaian tertinggi sejak Juni 2024. Hal ini mencerminkan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam sektor manufaktur.
Keberhasilan industri manufacture ini tidak terlepas dari kontribusi sektor kosmetik, yang didorong oleh perkembangan pesat industri kecantikan di Indonesia.
Kecantikan sebagai Bagian Esensial dari Kebutuhan Manusia
Kecantikan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia – bukan hanya untuk dalam bentuk estetika, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi diri dan kepercayaan diri.
Baca Juga: Buktikan Kualitas Pherini, Oklin Fia Akui Brightening Bodywash Cleanser Atasi Iritasi Kulitnya
Studi menunjukkan bahwa rata-rata seseorang menggunakan 4-5 produk makeup setiap hari, dengan 79% di antaranya merasa lebih percaya diri saat tampil di depan umum dengan riasan.
Disebutkan pula bahwa 57% masyarakat Indonesia secara rutin mengalokasikan dana untuk perawatan rambut, sementara 96% perempuan Indonesia menganggap perawatan kulit sebagai investasi.
Memahami hal tersebut, L’Oréal Indonesia terus mengutamakan wawasan lokal dalam riset dan inovasi merek dengan melibatkan lebih dari 26.000 konsumen dan 1.500 dermatolog di Indonesia.
L’Oréal juga terus berkomitmen untuk mendukung masyarakat Indonesia melalui berbagai program pemberdayaan komunitas selama lebih dari dua dekade.
Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science telah memberikan penghargaan kepada 75 perempuan peneliti Indonesia selama lebih dari 21 tahun terakhir. Selain itu, program L’Oréal’s Beauty for a Better Life dan Hairducation telah meningkatkan keterampilan lebih dari 5.600 perempuan rentan serta 2.800 siswa vokasi di seluruh Indonesia.
Keberlanjutan juga menjadi prioritas utama bagi L’Oréal. Di Indonesia, L’Oréal berhasil mencapai 100% energi terbarukan di seluruh lokasi operasionalnya pada akhir tahun 2023 serta telah mengumpulkan dan mendaur ulang lebih dari 300 ton limbah pasca-konsumen dalam setahun terakhir.
Perusahaan juga telah meningkatkan nilai keberlanjutan dalam produknya, seperti parfum Libre dari YSL Beauty yang menggunakan minyak nilam yang berasal dari Ladongi, Sulawesi, pewarna rambut L’Oréal Professionnel iNOA yang menggunakan 100% formula berbahan dasar vegan, serta botol Garnier Micellar Water yang terbuat dari 100% plastik daur ulang.
“Dengan komitmen untuk menciptakan kecantikan yang menggerakkan Indonesia, L’Oréal telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan industri kecantikan dan kemajuan sosial-ekonomi di Indonesia selama 45 tahun," kata Presiden Direktur L’Oréal Indonesia, Junaid Murtaza.
Studi yang dilakukan oleh Asterès menunjukkan bahwa setiap satu pekerjaan penuh waktu di L’Oréal Indonesia mampu menciptakan 27,8 lapangan kerja di ekosistem terkait – data ini 5 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri di Indonesia. Dan secara total, operasi bisnis LOréal turut berkontribusi membuka 26.884 lapangan pekerjaan di perekonomian Indonesia.