Suara.com - Sebuah utas di media sosial X mengenai curhatan rumah tangga menjadi trending topik beberapa hari ini.
Akun bernama @gloryandgloomy membagikan kisah rumah tangganya, hubungannya dengan sang ibu mertua sedang tidak baik-baik saja.
Ia menceritakan, situasi rumah tangganya kurang apik karena sang suami lebih mementingkan ibu daripada dirinya, selaku istri.
Dari banyak kejadian yang dialami, ia sampai menulis jika telah memulangkan suami kepada ibunya agar dapat berbakti, sementara ia memilih untuk mengalah.
Baca Juga: Cinta Tak Terbatas, Menggali Makna Berbakti dalam Buku Sayangi Ibumu
“Ku pulangkan suami ke ibunya, biar dia berbakti sepuas hatinya,” tulisnya.
Tak lupa, dia juga meminta doa kepada warganet agar rezeki dan anaknya lancar.
“Doakan rejekiku dan anakku lancar ya, ku doakan yang baik juga buat kalian,” imbuhnya.
Dari utas tersebut kemudian menimbulkan berbagai respons dari warganet perihal aksi wanita tersebut yang telah berani memulangkan suaminya kepada orangtuanya.
“Sekalian nikahin saja sama ibuya, biar jadi milik ibunya saja. Nggak kamu tonjok dulu kak?” komentar akun @syaif38.
Baca Juga: Sering Lupa Rakaat Saat Shalat? Ini Solusi dari Buya Yahya
Tak sedikit pula dari mereka memberikan semangat dan berharap agar wanita itu selalu bahagia.
Lantas, bagaimana menurut ahli agama perihal mana yang harus didahulukan suami antara istri atau ibu?
Ibu atau Istri Dahulu?
Menurut Buya Yahya dalam ceramahnya yang ditayangkan dalam YouTube pribadinya, seorang suami wajib memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya.
Suami juga perlu menyadari bahwa nafkah tersebut wajib diberikan agar istri tidak menuntut. Sebab, jika terjadi tuntut menuntut dalam kehidupan rumah tangga, maka hidup akan berjalan tidak indah.
Namun, sebagai istri hendaknya memberikan alasan yang jelas jika memang nafkah yang diberikan tidak cukup.
Dan jangan pernah mempermasalahkan suami ketika memberikan nafkah kepada ibunya apalagi sampai membanding-bandingkan.
Saat seorang istri banyak bertanya hingga keberatan melihat suami memberikan nafkah kepada ibunya padahal dirinya sudah merasa cukup, maka hatinya penuh dengan kebusukan.
Jadi, untuk masalah nafkah, maka suami harus mendahulukan istri. Jika semua kebutuhan istri anak-anaknya terpenuhi, maka ia bisa memberikan nafkah kepada ibunya.
Namun, untuk urusan berbakti itu berbeda. Beberapa dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah mengatakan jika suami harus mendahulukan ibu dibanding istri.
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua,” (QS. An-Nisa:36)
Dari dalil di atas menunjukkan jika seorang anak meski sudah menjadi suami wajib hukumnya berbakti kepada kedua orangtuanya, termasuk ibu.
Kontributor : Damayanti Kahyangan