"Jabatan tangan yang lama, lha ini dosa-dosanya rontok. Selama jabat tangan ini nempel, (dapat) pengampunan, maghfirah dari Allah SWT," pungkasnya.
Ilmiah

Mengutip Journal of Cognitive Neuroscience yang diterbitkan pada 2012, jabat tangan merupakan aktivitas sederhana namun dapat mempererat hubungan antar sesama manusia serta mengurangi efek negatif.
Temuan tersebut didapat setelah para peneliti membuat skenario dengan meminta peserta untuk melihat video berdurasi 10 detik yang menampilkan tuan tumah saat menyapa tamu dengan bahasa tubuh dan perilaku yang menunjukkan pendekatan atau penghindaran.
Para peneliti mengukur aktivitas otak para peserta sambil menonton video dan kemudian meminta subjek untuk menilai tuan rumah pada 'kompetensi' dan 'kepercayaan' serta 'minat mereka sendiri dalam melakukan relasi' dengan tuan rumah.
"Temuan ini sangat penting, karena menunjukkan bahwa jabat tangan saat interaksi sosial tidak hanya dapat meningkatkan dampak positif dari kesan yang baik tetapi juga dapat mengurangi dampak negatif dari kesan buruk," beber peneliti Florin Dolcos dan Sanda Dolcos dari University of Illinois.
Secara khusus, evaluasi positif dari perilaku pendekatan dan dampak positif dari jabat tangan terkait dengan peningkatan sensitivitas pada amigdala dan sulkus temporal superior (STS).
Amigdala adalah bagian otak yang berfungsi untuk pemrosesan emosi, sedangkan STS berperan dalam pemrosesan ucapan, persepsi sosial dan integrasi pendengaran maupun penglihatan.
"Banyak interaksi sosial kita mungkin salah karena suatu alasan atau yang lain. Namun jabat tangan sederhana dapat memberi kita dorongan dan melemahkan dampak negatif dari kemungkinan salah paham," sambungnya.
Baca Juga: Ariel Tatum Ogah Salaman karena Takut Bakteri, Dodit Mulyanto Malah Berhasil Cium Tangannya