Ariel Tatum Tak Suka Salaman, padahal Ini Manfaat Jabat Tangan

Husna Rahmayunita Suara.Com
Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22 WIB
Ariel Tatum Tak Suka Salaman, padahal Ini Manfaat Jabat Tangan
Ariel Tatum (Instagram/@arieltatum)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ariel Tatum blak-blakan mengaku dirinya tak suka bersalaman atau berjabat tangan dengan orang lain. Bukan bermaksud tak sopan, namun pemain film A Business Proposal menilai tangan manusia mengandung banyak bakteri yang tak terlihat.

"Gue sebenarnya sangat menghindari salaman sama orang. Gue sering banget kayak giniin orang (merapatkan dua tangan)," ujarnya YouTube YT Team Indonesia yang cuplikan videonya dibagikan ulang @bincangbincangnews, Sabtu (8/2/2025).

Meski begitu, Ariel Tatum mengaku dirinya tetap bisa bersalaman dalam situasi tertentu. Selepas itu, barulah dia membersihkan tangannya menggunakan air, hand sanitizer atau tisu anti bakteri.

"Tapi kalau gue harus banget salaman sama orang, terutama kalau gue habis kerja lama terus harus salaman sama orang itu. Gue selalu kayak cuci tangan. Bukan perkara orangnya. Tapi kan tangan itu penuh sama bakteri-bakteri yang tidak terlihat," kata dia.

Baca Juga: Ariel Tatum Ogah Salaman karena Takut Bakteri, Dodit Mulyanto Malah Berhasil Cium Tangannya

"Sampai kalau misalnya, habis pegang kemana-mana tuh harus kayak asisten gue punya hand sanitizer atau tisu basah yang anti bakterial itu tapi kalau misalnya gue bisa pasti gue kayak cuci tangan tiga menit," imbuhnya.

Di sisi lain, terdapat  beberapa pandangan mengenai jabat tangan yang mampu memberikan dampak positif bagi seseorang. Intip ulasannya berikut.

Padangan Islam

Di sisi lain, berjabat tangan atau bersalaman mempunya faedah yang besar dari sisi agama. Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menyebut dengan berjabat tangan kita dapat mendapat ampunan dari Sang Pencipta, merujuk hadist yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al-Bahlil.

Dalam hal ini, jabat tangan yang dimaksud adalah bersalaman antar sesama jenis atau dengan mahramnya. "Laki sesama laki perempuan sesama perempuan, bisa laki dengan perempuan tapi mahram. Atau suami dengan istri, anak dan ibunya. Dengan saudara-saudaranya," ungkapnya seperti dikutip dari NU Online.

Baca Juga: Gara-gara Ariel Tatum, Kain Songket dari Aceh Kebanjiran Pesanan

Lebih lanjut, Kiai Miftach membahas soal adab jabat tangan. Bersalaman yang baik bukan sekadar mempertemukan kedua tangan namun jugamemegangnya cukup lama.

"Jabatan tangan yang lama, lha ini dosa-dosanya rontok. Selama jabat tangan ini nempel, (dapat) pengampunan, maghfirah dari Allah SWT," pungkasnya.

Ilmiah

Ilustrasi jabat tangan (Pexels.com/Sora Shimazaki)
Ilustrasi jabat tangan (Pexels.com/Sora Shimazaki)

Mengutip Journal of Cognitive Neuroscience yang diterbitkan pada 2012, jabat tangan merupakan aktivitas sederhana namun dapat mempererat hubungan antar sesama manusia serta mengurangi efek negatif.

Temuan tersebut didapat setelah para peneliti membuat skenario dengan meminta peserta untuk melihat video berdurasi 10 detik yang menampilkan tuan tumah saat menyapa tamu dengan bahasa tubuh dan perilaku yang menunjukkan pendekatan atau penghindaran.

Para peneliti mengukur aktivitas otak para peserta sambil menonton video dan kemudian meminta subjek untuk menilai tuan rumah pada 'kompetensi' dan 'kepercayaan' serta 'minat mereka sendiri dalam melakukan relasi' dengan tuan rumah.

"Temuan ini sangat penting, karena menunjukkan bahwa jabat tangan saat interaksi sosial tidak hanya dapat meningkatkan dampak positif dari kesan yang baik tetapi juga dapat mengurangi dampak negatif dari kesan buruk," beber peneliti Florin Dolcos dan Sanda Dolcos dari University of Illinois.

Secara khusus, evaluasi positif dari perilaku pendekatan dan dampak positif dari jabat tangan terkait dengan peningkatan sensitivitas pada amigdala dan sulkus temporal superior (STS).

Amigdala adalah bagian otak yang berfungsi untuk pemrosesan emosi, sedangkan STS berperan dalam pemrosesan ucapan, persepsi sosial dan integrasi pendengaran maupun penglihatan.

"Banyak interaksi sosial kita mungkin salah karena suatu alasan atau yang lain. Namun jabat tangan sederhana dapat memberi kita dorongan dan melemahkan dampak negatif dari kemungkinan salah paham," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI