Diceritakan, saat Syeikh Abdul Muhyi berusia 27 tahun, ia dibawa oleh Syeikh Abdul Rouf bin Jabar untuk menunaikan haji bersama teman-temannya.
Ketika berada di sana, sang guru mendapatkan ilham di mana salah satu santrinya akan mendapatkan gelar pangkat sebagai seorang wali.
Saat itu, sang guru mendapatkan pentunjuk, jika dia harus menyuruh santri tersebut untuk mencari gua dan bermukim di sana.
Tiba-tiba Syeikh Abdul Rouf melihat ada cahaya dari Masjidil Haram bersinar ke salah satu santrinya, yaitu Syeikh Abdul Muhyi.
Syeikh Abdul Rouf kemudian yakin, santri itulah yang menerima tanda-tanda kewalian. Syeikh Abdul Muhyi pun dinikahkan dengan Ayu Bakta Putri yang merupakan Sembah Dalem Sacaparana dan memulai perjalanannya mencari gua.
Gua Saparwadi sendiri memiliki struktur yang alami dan sempit, sehingga ketika banyak orang berziarah, suasana di dalamnya menjadi sangat padat dan pengap. Namun, hal ini tidak menyurutkan niat para peziarah untuk tetap masuk ke dalamnya.
Mitos Gua Saparwadi
Terlebih, kepercayaan masyarakat sekitar menyebutkan bahwa gua ini memiliki lorong atau sumur yang bisa tembus ke Mekkah. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini, kisah tersebut telah menjadi legenda turun-temurun di kalangan peziarah.
Dalam gua tersebut juga terdapat beberapa tempat, seperti tempat beribadah para wali, air kehidupan (ad acai kahuripan) yang keluar dari sela sela batuan dalam gua.
Baca Juga: Gegara Kisruh LPG 3 Kg, Netizen Edit Bahlil di Sinetron Azab hingga Aksi Kungfu
Banyak peziarah datang untuk berdoa dan mencari berkah di tempat ini. Ritual seperti mengambil air dari dalam gua atau sekadar menelusuri lorong-lorong sempit menjadi bagian dari pengalaman spiritual yang diyakini membawa manfaat.