Infografis
Suara.com - Kabar tentang pemerintah RI yang berencana memulangkan Reynhard Sinaga, terpidana seumur hidup kasus penyerangan seksual dari Inggris, ramai dibahas publik belakangan ini. Ada yang mendukung dengan alasan HAM, tak sedikit pula yang menolak.
Namun, terlepas dari kontroversi yang terjadi, pemerintah saat ini telah melakukan negosiasi kepada pihak pemerintahan Inggris, termasuk melakukan strategi pertukaran narapidana.
Langkah pemerintah tersebut didasari oleh beberapa alasan, seperti permintaan keluarga hingga mempertimbangkan faktor keamanan.
Pasalnya, menurut informasi yang beredar, Reynhard Sinaga menjadi target bulan-bulanan oleh narapidana lainnya di penjara HMP Wakefield, Inggris.
"Sinaga bersikap arogan dan semua orang membencinya. Dia jelas-jelas menjadi target di penjara karena kejahatan bejatnya," ujar narasumber kepada The Sun.
![Reynhard Sinaga. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/12/18/77733-reynhard-sinaga.jpg)
Kilas Balik Kasus Reynhard Sinaga, Bagaimana Aksinya Terungkap?
Reynhard Sinaga merupakan lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Indonesia (UI) pada 2006. Setahun setelahnya, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Manchester, Inggris, dengan mengambil jurusan Tata Kota (2009) dan Sosiologi (2011).
Selama di Inggris, ia berlaku sebagaimana mestinya pelajar dengan rutinitas pergi ke kampus layaknya para mahasiswa lain.
Namun kasusnya mulai terungkap berawal pada 2 Juni 2017, ketika Reynhard melakukan serangan seksual terhadap seorang pria di apartemennya di pusat kota Manchester. Pria ini sebelumnya oleh Reynhard diberi obat yang dicurigai sebagai GHB (gamma hydroxybutyrate), obat bius yang menyerang sistem syaraf.
Baca Juga: SM Entertainment Klaim Baru Mendapat Laporan Kasus Taeil NCT Sejak Agustus
Reynhard lalu memulai serangan seksual saat pria tersebut tak sadarkan diri. Namun tak seperti korban-korban sebelumnya, pria yang merupakan olahragawan itu tiba-tiba tersadar di tengah Reynhard melakukan aksinya.
