Jam Kiamat: Simbol Ancaman Umat Manusia yang Kembali Jadi Sorotan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 06 Februari 2025 | 07:15 WIB
Jam Kiamat: Simbol Ancaman Umat Manusia yang Kembali Jadi Sorotan
Ilustrasi apa Itu Jam Kiamat (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perbincangan tentang kiamat kembali menghebohkan media sosial sejak awal tahun 2025. Kali ini, para ilmuwan ramai membahas Jam Kiamat, sebuah simbol yang menunjukkan seberapa dekat umat manusia dengan bencana global yang dapat memusnahkan peradaban.

Media sosial pun diramaikan dengan pertanyaan: apa sebenarnya Jam Kiamat yang disebut-sebut oleh para ilmuwan ini?

Jam Kiamat, atau Doomsday Clock, bukanlah jam penunjuk waktu seperti jam analog atau digital yang kita gunakan sehari-hari. Jam Kiamat adalah sebuah metafora untuk menggambarkan tingkat ancaman besar yang dihadapi kehidupan manusia. Ancaman ini meliputi perang nuklir, perubahan iklim, hingga teknologi berbahaya seperti senjata biologis.

Jika jam analog atau digital membantu kita mengatur waktu untuk produktivitas, Jam Kiamat justru menunjukkan potensi bahaya yang semakin besar. Semakin dekat jarum Jam Kiamat ke tengah malam, semakin besar pula risiko bencana global yang mengancam.

Baca Juga: Bencana Alam dan Peran Pemerintah dalam Penanggulangan Cepat

Sejarah Jam Kiamat

Istilah Jam Kiamat pertama kali diperkenalkan pada tahun 1947, pasca-Perang Dunia II. Pada masa itu, sekelompok ilmuwan yang terlibat dalam Proyek Manhattan—program pengembangan bom atom selama perang—mulai khawatir dengan dampak dari senjata nuklir yang mereka ciptakan.

Jam Kiamat kemudian dikelola oleh Bulletin of the Atomic Scientists (Buletin Ilmuwan Atom), yang didirikan pada tahun 1945 oleh ilmuwan terkemuka seperti Albert Einstein dan J. Robert Oppenheimer. Jam ini menggunakan simbol "kiamat" (tengah malam) dan idiom "ledakan nuklir" (hitungan mundur ke nol) untuk menyampaikan ancaman global yang dihadapi manusia.

Jam Kiamat diatur setiap tahun oleh Dewan Sains dan Keamanan Buletin, dengan berkonsultasi bersama para peraih Nobel dan ilmuwan terkemuka. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran dunia tentang ancaman teknologi buatan manusia terhadap peradaban dan planet kita.

Ketika pertama kali dipublikasikan, Jam Kiamat diatur pada 7 menit menjelang tengah malam. Sejak saat itu, jarum jam terus dimajukan atau dimundurkan, bergantung pada kondisi dunia.

Baca Juga: Terbang ke India, Prabowo Tetap Pantau Bencana Longsor di Pekalongan: Bantuan Harus Cepat dan Tepat Sasaran

Jam Kiamat di Tahun 2024 dan 2025

Menurut situs resmi thebulletin.org, pada tahun 2024 jarum Jam Kiamat bergerak semakin mendekati tengah malam, yaitu dari 90 detik menjadi 89 detik ke tengah malam. Ini adalah posisi terdekat sepanjang sejarah Jam Kiamat, mencerminkan tren ancaman global yang semakin memprihatinkan.

Buletin Ilmuwan Atom menekankan bahwa meskipun tanda-tanda bahaya sudah jelas, baik para pemimpin dunia maupun masyarakat belum mengambil tindakan yang cukup untuk mengubah arah. Mereka berharap para pemimpin dunia segera menyadari kesulitan eksistensial yang dihadapi umat manusia dan mengambil langkah berani untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh senjata nuklir, perubahan iklim, serta teknologi biologis yang berpotensi disalahgunakan.

Fungsi Jam Kiamat

Jam Kiamat bukan sekadar simbol; ia memiliki tujuan besar. Jam ini dirancang untuk membangkitkan kesadaran global terhadap ancaman yang sedang kita hadapi, sekaligus mendorong tindakan politik dan diplomatik untuk mengurangi risiko global.

Dengan Jam Kiamat yang semakin mendekati tengah malam, pertanyaannya adalah: Apakah kita akan bertindak cukup cepat untuk menghindari bencana?

Kontributor : Mutaya Saroh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI