Suara.com - Dunia arsitektur dan desain interior selalu dinamis dan terus berinovasi. Ada banyak tren dan isu-isu global yang populer, dan harus diatasi serta diberi solusi agar tidak menimbulkan dampak negatif yang bisa merugikan masyarakat secara luas. Hal ini kemudian menjadi tantangan bagi para desainer muda untuk menjelajahi perspektif dalam menangani isu dan tren yang muncul dari berbagai sudut pandang.
AYDA Awards, ajang kompetisi mahasiswa desain tingkat internasional yang diinisiasi oleh Nippon Paint, tahun ini mengusung tema ‘Converge: Glocal Design Solutions’ yang menuntut para desainer muda untuk menerapkan cara berpikir yang lebih terbuka, serta menciptakan desain dengan tingkat keberlanjutan dan dapat bertahan menghadapi pertumbuhan manusia yang tidak dapat diprediksi, serta masa depan yang tidak terduga.
Berkaitan dengan tema tersebut, Linda Kam, Sr. Marketing Manager Nippon Paint Indonesia mengatakan, “AYDA Awards bukan hanya sebagai sarana untuk mengasah keterampilan teknis, namun juga untuk mengembangkan pemikiran kritis para desainer muda, serta mengasah kemampuan dalam merancang solusi desain yang tak hanya estetis, namun juga fungsional, dan berkelanjutan, serta memberikan dampak positif pada sekitar."
Melalui kompetisi ini, para desainer muda didorong untuk menggabungkan kreativitas dalam mendesain dengan isu global yang sedang diperjuangkan. Tujuan akhir dari karya ini adalah untuk membangun harapan bagi masyarakat yang membutuhkan solusi dan membantu perkembangan masyarakat melalui desain.
Baca Juga: Mahasiswa UMM Ciptakan Alat Sortir Kopi Otomatis, Bantu Dongkrak Ekspor
Dalam babak grand final yang diselenggarakan pada Rabu, 22 Januari 2025, di Jakarta, 10 orang finalis yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berlomba mempresentasikan karya desain mereka.
Setelah melalui proses penjurian yang ketat, terpilih dua mahasiswa mendapatkan gelar Gold Winner. Untuk kategori Arsitektur dimenangkan oleh I Putu Eka Budiarta dari Universitas Warmadewa dengan karya Community Revival, dan untuk kategori Desain Interior dimenangkan oleh Ni Luh Made Adelia Meysa Putri dari Institut Desain & Bisnis Bali dengan karya Mayungan Teh.
Keduanya diganjar penghargaan berupa uang tunai, kesempatan magang, serta akan mewakili Indonesia dalam ajang AYDA International Summit 2025 di Tokyo, Jepang pada 1 Juli 2025 untuk memperebutkan gelar Asia Young Designer of The Year. Tak hanya itu, mereka juga berkesempatan mendapatkan beasiswa di Harvard Graduate School of Design.
Sebagai peraih Gold Winner dari kategori Arsitektur, I Putu Eka Budiarta dari Universitas Warmadewa, mengungkapkan kegembiraannya.
“Saya sangat bangga, gembira, dan bahagia karena telah membawa nama baik universitas dan juga menunjukkan hasil kerja keras, tak hanya saya sendiri, namun juga Bapak dan Ibu Dosen serta teman-teman yang telah mendukung sehingga karya kami dapat meraih penghargaan,” ungkapnya.
Baca Juga: Apa Perbedaan SNPMB, SNBP, dan SNBT? Mahasiswa Baru Mesti Tahu
Rasa gembira dan bangga juga dirasakan oleh Ni Luh Made Adelia Meysa Putri dari Institut Desain & Bisnis Bali sebagai peraih Gold Winner dari kategori Desain Interior.
“Saya sangat bangga dan terharu karena berhasil menyabet penghargaan sebagai Gold Winner dari Desain Interior. Semoga karya kami ini dapat membawa manfaat bagi keberlangsungan kehidupan di bumi. Terima kasih Nippon Paint atas kesempatan dan dukungan yang telah diberikan,” kata Ni Luh.
Salah satu Dewan Juri dari kategori Desain Interior, yaitu Grace Hartanti, turut mengapresiasi para finalis, mengatakan, “Ajang kompetisi bagi calon-calon desainer muda seperti ini tentu patut mendapatkan banyak dukungan karena telah menjadi sebuah wadah positif dalam mengembangkan bakat-bakat luar biasa yang tersembunyi. Terlebih lagi nantinya para desainer muda ini juga akan berkesempatan untuk unjuk gigi di kancah internasional, bersaing dengan negara-negara lain di Asia. Saya yakin karya anak Indonesia sangat mampu bersaing secara global."