Asal Usul Tradisi Apeman di Jawa Tiap Menjelang Ramadan

Tradisi Apeman merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.
Suara.com - Tradisi Apeman adalah tradisi membuat dan membagikan kue apem, terutama di masyarakat Jawa, sebagai bagian dari ritual menyambut bulan Ramadan.
Kata "apem" sendiri diadopsi dari bahasa Arab "afwun" yang berarti maaf.
Tradisi ini melambangkan permohonan maaf atas segala kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak, serta sebagai pengingat untuk saling memaafkan sebelum memasuki bulan suci Ramadan.
Tradisi Apeman merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.
Baca Juga: Zonasi Sampah Regional, Terobosan Ahmad Luthfi Atasi Keterbatasan TPA di Jawa Tengah
Tradisi ini mengandung nilai-nilai luhur yang relevan sepanjang masa, seperti saling memaafkan, bersyukur, dan mempererat tali silaturahmi.
Sejarah dan Asal-usul
Asal-usul tradisi Apeman tidak terlepas dari penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Kue apem, yang terbuat dari tepung beras, gula, dan santan, merupakan hidangan yang populer di kalangan masyarakat Jawa pada masa lalu.
Selain itu, tradisi ini juga diyakini memiliki keterkaitan dengan tradisi Ruwahan, di mana masyarakat Jawa mengirimkan makanan kepada leluhur yang telah meninggal dunia.
Berkaitan Dengan Hubungan Sosial
Baca Juga: Tragedi Keracunan Massal di Klaten, 1 Orang Meninggal dan 127 Dirawat
Tradisi Apeman mengandung nilai-nilai luhur yang berkaitan dengan keagamaan dan sosial. Secara spiritual, tradisi ini menjadi momentum untuk membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan, serta mempererat tali silaturahmi antar sesama.