Suara.com - Zaman serba instan menciptakan berbagai profesi baru, salah satunya jasa titip alias jastiper. Tak main-main bisnis jastip ini bisa meraup omset hingga puluhan juta per hari loh!
Fakta ini diceritakan langsung Linda Catiffa (30) kepada Suara.com dalam acara GlamLocal di Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/1/2025). Perempuan asal Bekasi yang sudah menjadi jastiper sejak 2016 silam ini mengaku bisa mendapat omset Rp 50 juta hingga Rp 70 juta per hari.
"Bisa lebih dari Rp 50 juta, itu untuk event kayak (GlamLocal) gini ya, dalam sehari bisa segitu. Kadang kalau lagi besar banget demand (permintaan)nya, pernah sampai Rp 70 juta," ujar Linda.
Tak main-main, secara khusus Linda datang dari Bekasi menyetir seorang diri ke Bandung dan menginap selama beberapa hari, demi memenuhi permintaan para pelanggannya yang percaya menggunakan jasanya.
Linda yang awalnya menjadi jastiper barang dari Bangkok, kini mulai merambah ke produk fashion berkualitas dari brand lokal di Indonesia.
Namun kata Linda, dalam acara bazaar dan festival fashion brand lokal ini kerap memberikan harga yang jauh lebih murah di toko resmi, namun jumlah produk yang ditawarkan terbatas.
"Jadi memang dari instagram, terus join grup. Kita sebagai jastiper itu nge-maintenance, kita lebih ke jasa, maintenance user customernya," ungkapnya.

Ia menambahkan para pelanggan jastiper umumnya merupakan para perempuan muda yang tidak punya waktu untuk belanja, maupun para ibu muda dengan anak yang tidak bisa ke luar rumah atau berbelanja produk di acara bazaar seperti GlamLocal Fashion Parade 2025 ini.
Inilah sebabnya kata Linda, peluang menjadi seorang jastiper akan semakin luas dan diminati banyak orang. Apalagi ia kerap menemukan jastiper baru setiap tahunnya. Ditambah Linda juga percaya jika kemampuan jastip belum bisa digantikan oleh teknologi.
Baca Juga: Tampil Elegan! Ini 3 Rekomendasi Flat Shoes Warna Burgundy dari Brand Lokal
"Jastiper nggak bisa digantiin, karena bidang jasa, misalnya ada teknologi itu support kita, tapi tidak bisa menggantikan peran kita di lapangan. Karena kita harus window shopping live, fotoin apa yang dibutuhkan customer. Kecuali kayak gini, aku open list dulu, terus keliling live shopping gitu," paparnya.