Suara.com - Nama seniman Christine Ay Tjoe mendadak mencuri perhatian setelah salah satu karyanya, "Lights for the Layer," terjual dengan harga fantastis, mencapai Rp34,7 miliar dalam lelang Sotheby’s Singapore akhir pekan lalu.
Lukisan ini menampilkan kombinasi warna merah, biru, dan cokelat yang mencerminkan lirikisme visual khas Ay Tjoe, serta dianggap sebagai karya penting dalam seni abstrak.
Lelang yang berlangsung selama 10 menit ini mencatatkan rekor baru bagi Ay Tjoe sebagai "New Artist", dengan harga akhir hampir melampaui taksiran awal yang diperkirakan antara Rp 11,2 miliar hingga Rp 35 miliar.
Keberhasilan ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu seniman Indonesia paling berpengaruh di kancah seni internasional.
Baca Juga: Dari Kaulah Segalanya Hingga Senayan: Perjalanan Hidup Emilia Contessa
Profil Christine Ay Tjoe
Christine Ay Tjoe adalah seorang pelukis abstrak ekspresionis asal Bandung, Indonesia, yang dikenal dengan gaya uniknya yang menampilkan citra abstrak, emosi manusia, dan objek figuratif yang terdistorsi.
Lahir pada 27 September 1973, Ay Tjoe telah berkembang menjadi salah satu seniman kontemporer paling berpengaruh di Asia, dengan karya-karyanya yang mendapatkan apresiasi tinggi baik di dalam maupun luar negeri.
Ay Tjoe menempuh pendidikan seni di Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan lulus pada tahun 1997. Sebelum fokus sebagai seniman, ia sempat bekerja sebagai asisten perancang busana, yang kemudian memengaruhi kepekaannya terhadap detail dan tekstur dalam karyanya.
Dalam berkarya, Ay Tjoe banyak menggunakan lukisan dan seni grafis sebagai media utama. Teknik drypoint intaglio yang ia kembangkan menunjukkan eksplorasi garis, bentuk, serta penggunaan tangan secara langsung untuk menciptakan sapuan warna yang kaya dan emosional.
Baca Juga: Siapa Pemilik Prodia? Ini Sosok yang Merintis Laboratorium dari Nol
Seiring waktu, palet warnanya berkembang dari yang semula kalem menjadi lebih cerah dan ekspresif, memberikan energi baru dalam setiap karyanya.
Salah satu contoh karya fenomenalnya adalah "The Workers", di mana ia menggunakan arsitektur garis dan bentuk untuk menggambarkan konsep kesepian dan kebersamaan dalam dunia kerja. Dengan kombinasi warna hitam dan putih yang dramatis, ia menyoroti pentingnya kerja sama, cinta, dan harapan dalam kehidupan.
Karya yang Mendapatkan Pengakuan Internasional
Salah satu pencapaian terbesar dalam kariernya adalah ketika lukisannya "Lights for the Layer" berhasil terjual dengan harga fantastis, mencapai Rp 34,7 miliar dalam lelang Sotheby’s Singapore.
Kehadiran Ay Tjoe di kancah seni global semakin diperkuat dengan partisipasinya dalam berbagai pameran bergengsi di Singapura, Hong Kong, Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.
Nilai pasar karyanya yang terus meningkat membuktikan bahwa seni abstrak ekspresionis yang ia kembangkan memiliki daya tarik universal.
Penghargaan dan Prestasi
Sebagai salah satu seniman paling berpengaruh di Indonesia, Ay Tjoe telah menerima berbagai penghargaan bergengsi, di antaranya:
2007 – Salah satu dari lima pemenang Philips Morris Indonesia Art Award.
2008 – Penghargaan atas peran solo dalam Interiority of Hope di Galeri Emitant, Surabaya, dan seniman residensi di STPI Creative Workshop & Gallery, Singapura.
2009 – Pemenang SCMP Art Futures Award di Hong Kong Art Fair.
2015 – Menerima Prudential Eye Award untuk kontribusinya dalam seni kontemporer.