Profil Christine Ay Tjoe: Seniman Indonesia yang Karyanya Terjual Rp 34,7 Miliar di Sothebys Singapore

Rabu, 29 Januari 2025 | 16:18 WIB
Profil Christine Ay Tjoe: Seniman Indonesia yang Karyanya Terjual Rp 34,7 Miliar di Sothebys Singapore
Christine Ay Tjoe (Instagram/insidestudiosindonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama seniman Christine Ay Tjoe mendadak mencuri perhatian setelah salah satu karyanya, "Lights for the Layer," terjual dengan harga fantastis, mencapai Rp34,7 miliar dalam lelang Sotheby’s Singapore akhir pekan lalu.

Lukisan ini menampilkan kombinasi warna merah, biru, dan cokelat yang mencerminkan lirikisme visual khas Ay Tjoe, serta dianggap sebagai karya penting dalam seni abstrak.

Lelang yang berlangsung selama 10 menit ini mencatatkan rekor baru bagi Ay Tjoe sebagai "New Artist", dengan harga akhir hampir melampaui taksiran awal yang diperkirakan antara Rp 11,2 miliar hingga Rp 35 miliar. 

Keberhasilan ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu seniman Indonesia paling berpengaruh di kancah seni internasional.

Profil Christine Ay Tjoe

Christine Ay Tjoe adalah seorang pelukis abstrak ekspresionis asal Bandung, Indonesia, yang dikenal dengan gaya uniknya yang menampilkan citra abstrak, emosi manusia, dan objek figuratif yang terdistorsi. 

Lahir pada 27 September 1973, Ay Tjoe telah berkembang menjadi salah satu seniman kontemporer paling berpengaruh di Asia, dengan karya-karyanya yang mendapatkan apresiasi tinggi baik di dalam maupun luar negeri.

Ay Tjoe menempuh pendidikan seni di Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan lulus pada tahun 1997. Sebelum fokus sebagai seniman, ia sempat bekerja sebagai asisten perancang busana, yang kemudian memengaruhi kepekaannya terhadap detail dan tekstur dalam karyanya.

Dalam berkarya, Ay Tjoe banyak menggunakan lukisan dan seni grafis sebagai media utama. Teknik drypoint intaglio yang ia kembangkan menunjukkan eksplorasi garis, bentuk, serta penggunaan tangan secara langsung untuk menciptakan sapuan warna yang kaya dan emosional. 

Baca Juga: Dari Kaulah Segalanya Hingga Senayan: Perjalanan Hidup Emilia Contessa

Seiring waktu, palet warnanya berkembang dari yang semula kalem menjadi lebih cerah dan ekspresif, memberikan energi baru dalam setiap karyanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI