Suara.com - Nurhayati Subakat yang kini digadang-gadang sebagai 'Ratu Kosmetik Indonesia' ternyata punya perjalanan hidup yang tak selamanya berada di titik kesuksesan.
Bos besar Wardah yang selalu tampil sederhana ini dahulu punya pekerjaan yang tak sehebat detik ini.
Nurhayati akhirnya bisa menginspirasi banyak perempuan di Indonesia lantaran memperoleh kesuksesan, kekayaan senilai triliunan Rupiah, namun anti dengan kata flexing alias pamer harta kekayaan.
Perempuan kelahiran Minang ini ditaksir berhasil meraup cuan senilai Rp21,7 triliun melalui bisnis kosmetik, sebagaimana yang dilaporkan oleh majalah Forbes.
Baca Juga: Riwayat Pendidikan Nurhayati Subakat, Pendiri Wardah Dipuji Tak Pernah Flexing Kekayaan
Lantas, apa pekerjaan Nurhayati Subakat sebelum ia menikmati puncak kariernya?
Apoteker lulusan IPB
Nurhayati Subarkat sempat menempuh karier sebagai seorang apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil, Padang, sebagaimana yang ia sampaikan ke sivitas akademik Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam sebuah acara bincang-bincang inspiratif 2019 silam.
Nurhayati Subakat ternyata adalah alumnus Jurusan Farmasi ITB dan hingga kini aktif dalam kegiatan pengembangan kampus.
Ia bercerita kepada para audiens bahwa kariernya bermula dengan awal yang sederhana. Setelah beberapa tahun berkarier sebagai seorang apoteker, ia bertemu dengan rekan sejawat bernama Subakat Hadi dan akhirnya menikah.
Suami Nurhayati tersebut akhirnya memboyong sang istri ke Bandung untuk mengadu nasib. Nurhayati pun akhirnya berkesempatan untuk bekerja di sebuah perusahaan kosmetik dengan jabatan staf pengendalian mutu.
Jualan produk perawatan rambut dari salon ke salon
Nurhayati Subakat dan sang suami akhirnya punya ide untuk merintis bisnis mereka sendiri. Lahir sebuah ide untuk memproduksi produk perawatan rambut yang diperuntukkan bagi para penata rambut di salon-salon.
Perempuan kelahiran Juli 1950 itu lalu memasarkan produk bernama Putri tersebut dari salon ke salon yang ada di Tangerang.
Produk tersebut sontak digandrungi oleh para penata rambut dan berhasil masuk ke pasar lokal.
Usaha Nurhayati Subakar perlahan tumbuh hingga ia bisa mempekerjakan puluhan karyawan.
Pertumbuhan bisnisnya juga ditandai dengan momen kala ia membeli satu unit pabrik di kawasan industri Cibodas untuk meningkatkan produksi barang dagangan.
Dirikan Paragon dan Wardah
Pabrik tersebut menjadi cikal bakal perusahaan Nurhayati Subakat yang terdaftar dengan nama PT Pusaka Tradisi Ibu.
PT Pusaka Tradisi Ibu tak lain adalah perusahaan yang menaungi produk Wardah yang populer di pasar kosmetik halal Tanah Air.
Pemasaran Wardah sebagai produk yang menjamin kehalalan akhirnya berhasil. PT Pusaka Tradisi Ibu lalu memperluas pasar dengan produk Make Over untuk para perias profesional.
PT Pusaka Tradisi Ibu lalu berubah nama menjadi PT Paragon Corp dengan berbagai anak bisnis dari Kahf, Emina, dan beragam brand lainnya.
Kekinian, Nurhayati mewariskan perusahaannya ke anak-anaknya yakni Harman Subakat, Salman Subakat, dan Sari Chairunnisa.
Nurhayati tetap aktif sebagai Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation dan disamping itu banyak terlibat dalam pengembangan kampus ITB sebagai donatur dan anggota Majelis Wali Amanat ITB.
Kontributor : Armand Ilham