Tak Disangka! Ini 5 Tradisi Isra Miraj yang Masih Lestari di Indonesia

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 27 Januari 2025 | 08:45 WIB
Tak Disangka! Ini 5 Tradisi Isra Miraj yang Masih Lestari di Indonesia
Ragam Tradisi Isra Miraj di Indonesia (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dalam rangka peringatan Isra Miraj, terdapat beragam tradisi unik dan kental dengan nilai budaya. Bahkan masih ada yang dilestarikan dengan baik oleh masyarakat hingga kini. Ini dia ragam tradisi Isra Miraj di Indonesia.

Suara.com - Isra Miraj sendiri adalah sebuah peringatan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Saking istimewanya, peringatan Isra Miraj di Indonesia ditetapkan sebagai hari libur nasional. Hal ini dilakukan agar umat muslim bisa fokus beribadah dan bersuka cita menyambut hari bersejarah ini.

Sebagaimana diketahui, peristiwa Isra Miraj sendiri adalah momen ketika Nabi Muhammad SAW melalukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu dialnjut naik ke Sidratul Muntaha (langit ke tujuh). Nabi Muhammad SAW pun menerima perintah kewajiban menunaikan sholat lima waktu secara langsung dari Allah SWT.

Peringatan Isra Miraj 1446 H sendiri jatuh pada 27 Rajab atau bertepatan pada tanggal 27 Januari 2025. Uniknya, masyarakat Indonesia mempunyai beragam cara untuk memperingati peristiwa Isra Miraj. Lantas seperti apa saja tradisi Isra Miraj di Indonesia?

Baca Juga: Contoh Pidato Tentang Isra Miraj 2025, Singkat dan Inspiratif untuk Acara Pengajian

Ragam Tradisi Isra Miraj di Indonesia

Berikut ini adalah ragam tradisi Isra Miraj di Indonesia yang masih dilestarikan sampai saat ini:

1. Ambengan

Melansir dari situs Kemenag, Ambengan adalag tradisi yang banyak dilakukan oleh masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Tengah ketika perayaan Isra Mikraj. Ambengan dilakukan dengan bertukar dan berbagi makanan yang dibawa oleh masing-masing orang untuk orang lain yang hadir.

Baca Juga: Isra Miraj Tanggal Berapa Hijriah? Memahami Makna Perjalanan Nabi Muhammad

Adapun acara Ambengan inj diadakan dengan tujuan untuk sama-sama merasakan nikmatnya berbagi. Selain itu, acara ini juga sebagai bentuk rasa syukur dengan menerima segala rezeki yang diberikan Allah SWT.

2. Rejeban Peksi Buraq

Tradisi Rejeban Peksi Buraq merupakan acara tahunan yang di lakukan selama ratusan tahun di Yogyakarta. Adapun mama Buraq yang ada dalam nama tradisi ini berasal dari nama hewan yang menjadi kendaraan Nabi Muhammad SAW ketika melakukan perjalanan ke langit ketujuh.

Dalam tradisi Isra Miraj ini, warga Jogja akan membuat dua jenis burqa yang berbahan kulit jeruk bali. Kemudian burqa akn dipasang di atas gunungan buah-buahan. Selanjutnya, akan dibawa oleh abdi dalem Kaji Selusin menuju ke serambi Masjid Gede Kauman. Nantinya, gunungan buah itu akn dibagikan kepada Jemaah masjid usai acara pengajian.

3. Nganggung

Melansir situs Warisan Budaya Kemdikbud, Nganggung merupakan sebuah tradisi yang dilestarikan oleh masyarakat Melayu Bangka Belitung, khususnya di Pulau Bangka. Nganggung sendiri adalah tradisi membawa makanan dari masing-masing rumah penduduk menuju ke sebuah tempat.

Rangkaian acaranya yaitu diisi dengan doa-doa serta ceramah agama. Tradisi yang telah menjadi bagian dari adat Melayu Bangka ini, memberi makna kekeluargaan yang kokoh di antara masyarakat Melayu serta jadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi.

4. Ngurisan

Tradisi Ngurisan dikembangkan oleh masyarakat Sasak di Lombok. Dijelaskan dalam buku Travelicious Lombok karya Lalu Abdul Fatah, Ngurisan merupakan sebuah upacara cukur rambut bayi. Upacara ini dilakukan supaya rambut sang bayi hisa tumbuh lebih lebat. Tak itu, fisik bayi juga diharap lebih kuat dan tidak rentan terkena penyakit.

Menurut pendapat Idail Uzmi Fitri Umami dan Muhammad Sobri dalam buku Revitalisasi Tradisi Mengancang Dulang dan Pembentukan Kesalehan, ngurisan yang dilakukan ketika peringatan Isra Miraj, dibarengi dengan ngaji kayat yang kemudian jadi ciri khas Lombok. Peringatan Isra Miraj pun menjadi semakin meriah dengan tahlilan dan dulang atau syukuran khas masyarakat Lombok.

5. Khatam Kitab Arjo

Di daerah Temanggung, warga Desa Wonohoyo pada umumnya akan memperingati Isra Miraj dengan mengadakan Khatam Kitab Arjo. Tradisi l ini, dilakukan ba'da sholat Isya yang diawali dengan membaca tahlil singkat kemudian dilanjutkan membaca kitab Arja.

Kitab Arja sendiri merupakan kitab yang berisi tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW hingga terjadinya peristiwa Isra Miraj. Kitab ini sendiri ditulis dalam Bahasa jawa karangan KH Ahmad Rifai Al-Jawi.

6. Nyadran Siwarak

Nyadran adalag salah satu kegiatan yang menjadi tradisi bagi umat Islam dalam rangka menyambut hari raya maupun hari besar keagamaan, termasuk Isra Miraj. Nyadran Siwarak banyak dilakukan oleh masyarakat Semarang dengan mengadakan kirab budaya keliling kampung.

Masyarakat biasanya akan mengarak replika burung siwarak yang terbuat dari buah-buahan serta sayur-sayuran. Selain itu, kirab ini juga dimeriahkan dengan berbagai permainan musik tradisional, seperti lesung dan thek-thek. Bahkan masyarakat juga mengenakan pakaian khusus, yaitu berupa pakaian adat Jawa dan memakai caping.

7. Me’eraji

Me’eraji merupakan tradisi Isra Miraj unik yajg berasal dari Gorontalo. Menurut laman K.I. Komunal DJKI, me’eraji merupakan kegiatan pembacaan naskah Arab tentang Isra Miraj yang ditulis menggunakan bahasa Gorontalo.

Ridwan Tohopi dalam Tradisi Perayaan Isra Mi’raj dalam Budaya Islam Lokal Masyarakat Gorontalo pada Jurnal el Harakah Vol.14 No.1 (2012) menyatakan bahwa, tradisi satubini diawali dengan persiapan. Beberapa hal yang perlu disiapkan antara lain yaitu kemenyan api, bara api, meja kecil yang diberi alas kain bewarna putih, satu gelas air putih, serta kain putih untuk menutup kepala.

Itulah ragam tradisi Isra Miraj di Indonesia yang masih dilestarikan sampai saat ini. Sebagai generasi penerus, hendaknya kita tetap menjaga dan melestarikannya.

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI