Mengenal Ciam Si, Tradisi Etnis Tionghoa Minta Petunjuk Dewa!

Riki Chandra Suara.Com
Sabtu, 25 Januari 2025 | 17:13 WIB
Mengenal Ciam Si, Tradisi Etnis Tionghoa Minta Petunjuk Dewa!
Patung dewa perlindungan Kwan Kon, tempat umat Vihara Dharma Ramsi, Bandung, memohon petunjuk mengenai nasib hingga solusi sebuah masalah melalui ramalan Ciam Si. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat Tionghoa memiliki sejumlah tradisi saat perayaan Tahun Baru Imlek. Salah satunya adalah ritual Ciam Si, sebuah tradisi ramalan yang telah berlangsung sejak zaman kuno.

Seorang relawan di Vihara Dharma Ramsi Cibadak, Bandung, tradisi Ciam Si merupakan ritual yang dilakukan untuk meminta petunjuk terkait nasib, peruntungan, atau solusi dari masalah pelik.

"Tradisi ini dipercaya sebagai cara untuk mendapatkan pencerahan dari Dewa, terutama saat menghadapi kebuntuan," katanya, Sabtu (25/1/2025).

Seorang umat bernama Maming mengungkapkan pengalamannya dalam melakukan Ciam Si. "Kalau ada masalah yang sulit dipecahkan, saya datang untuk memohon petunjuk. Tapi kuncinya adalah keyakinan penuh saat menjalani ritual," ujarnya.

Ritual Ciam Si memerlukan beberapa alat, seperti siao poe (dua potongan kayu berbentuk oval), batang bambu bernomor, gelas bambu, dupa, dan kertas ramalan. Semua alat tersebut sudah tersedia di vihara, sehingga umat hanya perlu datang dan membawa keyakinan penuh.

Rangkaian ritual dimulai dengan sembahyang untuk memohon izin kepada dewa. Di Vihara Dharma Ramsi, doa ditujukan kepada Dewa Kwan Kong, sosok jenderal perang yang dipercaya sebagai pelindung perdagangan dan kesusasteraan. Setelah berdoa, pemohon melempar siao poe untuk meminta izin. Jika satu potongan kayu terbuka dan yang lainnya tertutup, maka Dewa mengizinkan ritual dilanjutkan.

Selanjutnya, pemohon mengocok gelas bambu hingga satu batang bambu keluar. Batang ini memiliki nomor yang menjadi acuan untuk mengambil kertas ramalan. Pesan pada kertas tersebut biasanya berupa syair yang mengandung petunjuk terkait rejeki, asmara, karier, atau kesehatan.

Chandra menjelaskan bahwa syair-syair tersebut memiliki makna yang luas dan membutuhkan interpretasi mendalam.

"Pesan ini unik, karena dapat menyesuaikan dengan situasi apa pun yang sedang dihadapi pemohon," tuturnya.

Tradisi Ciam Si tidak terbatas pada masyarakat Tionghoa saja. Siapa pun yang memiliki keyakinan terhadap pesan dari Dewa dapat melakukannya. Tidak ada waktu khusus untuk menjalankan ritual ini, umat bebas datang kapan saja sesuai kebutuhan mereka.

"Ciam Si mengajarkan kita untuk berserah diri kepada Tuhan saat menghadapi masalah. Keyakinan adalah kunci utama agar ritual ini memberikan hasil yang diharapkan," katanya. (antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI