Sprowl dalam wawancara dengan tabloid The Knot terlebih dahulu menjelaskan bagaimana fenomena split bill muncul di tengah para kawula muda.

Dahulu, masyarakat memang menghendaki bahwa laki-laki yang selalu membayar ketika kencan. Pandangan demikian lahir di kala masyarakat masih tradisionalistik dan menjunjung tinggi nilai-nilai maskulinitas yang kaku.
"Ada pandangan tradisional bahwa laki-laki harus membayar semua pengeluaran saat kencan," ujar Sprowl dikutip pada Kamis (23/1/2025).
Kendati demikian, Sprowl melihat bahwa ada pergeseran masyarakat yang akhirnya memandang laki-laki dan perempuan setara.
Pandangan kesetaraan yang berkembang di negara-negara maju tersebut akhirnya menggeser stigma terkait pandangan laki-laki yang harus selalu berkorban.
Akhirnya, Sprowl menegaskan bahwa fenomena split bill sah-sah saja dan tak layak bagi masyarakat untuk menjalin hubungan di atas aturan yang kaku.
Kendati demikian, Sprowl menggaris bawahi terkait etika dan komunikasi antar pasangan ketika hendak melakukan split bill.
Sprowl menegaskan perlu adanya kesepakatan antara dua belah pihak sebelum keduanya memutuskan siapa yang harus berkorban uang kala kencan.
"Jadi poinnya kini bukan lagi soal aturan siapa yang harus membayar. Fenomena split bill sah-sah saja dilakukan ketika dua belah pihak sepakat dan menilai bahwa split bill adalah cara mereka untuk saling berkontribusi secara adil,"lanjut Brooke Sprawl memaparkan.
Baca Juga: Ngeri! Masuk Kandang Singa Demi Konten, Pria Pakistan Alami Nasib Tragis
Kontributor : Armand Ilham