Garis Keturunan Menteri Satryo Brodjonegoro, Benarkah dari Keluarga Ningrat?

Baehaqi Almutoif Suara.Com
Rabu, 22 Januari 2025 | 10:50 WIB
Garis Keturunan Menteri Satryo Brodjonegoro, Benarkah dari Keluarga Ningrat?
Kekayaan Satryo Soemantri Brodjonegoro (Instagram/kemdiktisaintek.ri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Menteri Dikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro menjadi sorotan dalam beberapa hari terakhir.

Menteri Satryo dituding arogan dan kerap bertindak kasar kepada pegawai yang bekerja di bawah Kemendikti Saintek. Isu tersebut mencuat setelah viralnya puluhan pegawai ASN Kemendikti Saintek mendemonya baru-baru ini.

Satryo Brodjonegoro dilantik sebagai Mendikti Saintek pada 21 Oktober 2024. Sosoknya ternyata bukan orang sembarangan.

Dia merupakan anak dan cucu tokoh penting di negeri ini. Satryo merupakan putra dari Soemantri Brodjonegoro dan cucu R. Soetedjo Brodjonegoro. Keduanya merupakan tokoh berpengaruh di Indonesia.

Baca Juga: DPR Ingatkan Menteri Satryo: Kemendikbudristek Harus Jadi Contoh, Bukan Sumber Masalah

Punya Darah Keturunan Bangsawan

Satryo Soemantri Brodjonegoro mempunyai darah keturunan ningrat. Ayahnya, Soemantri Brodjonegoro memiliki gelar Raden Mas.

Gelar tersebut disematkan kepada keturunan bangsawan. Mengutip dari repo.unand.ac.id, Raden Mas Soemantri Brodjonegoro merupakan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (1967-1973) serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1973).

Sebelum menjadi menteri, Soemantri lebih dikenal sebagai seorang akademisi. Dia pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Indonesia (UI).

Soemantri juga terlibat dalam panitia persiapan pendirian Institut Tekonologi Bandung (ITB) sebagai Panitera Presidium.

Baca Juga: Sikap Menteri Satryo Gegara Air Mati Dibandingkan dengan Anies, Warganet: Gimana Terkunci di Kamar Mandi...

Fakta yang jarang orang tahu, Soemantri pernah juga bergabung dengan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) pada tahun 1947. Pada masa revolusi kemerdekaan tersebut, ia pernah menjadi ajudan Kolonel A.H. Nasution.

Soemantri meninggal dunia di Jakarta pada 18 Desember 1973 di usia 47
tahun.

Sementara itu, kakek Staryo ialah Raden Soetedjo Brodjonegoro, seorang akademisi. Kariernya diawali sebagai seorang guru HIS (Hollandsch-Inlandsche School) di Semarang. Pernah juga menjadi kepala sekolah HIS di Solo.

Aktivitas Soetedjo tida hanya mengajar, ia diketahui juga aktif sebagai
tokoh pergerakan, dia aktivis Partai Indonesia Raya (PARINDRA). Jabatannya ialah Ketua Departemen Pendidikan.

Terakhir kariernya sebagai guru besar Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI