Suara.com - Sebagian besar orang tentung sudah kenal dengan Barongsai. ini adalah sebuah seni pertunjukan tradisional yang identik dengan kebudayaan Tionghoa, yang bahkan telah menjadi daya tarik global.
Sebenarnya, Barongsai itu Naga atau Singa? Daripada semakin penasaran, simak ulasan menarik di bawah ini, yuk!
Barongsai Naga atau Singa?
Barongsai adalah kesenian yang sering disebut sebagai tarian singa. Ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu utara dan selatan, di mana singa utara memiliki surai ikal dan berkaki empat. Sedangkan singa selatan yang lincah memiliki sisik dengan jumlah kaki yang bervariasi antara dua atau empat dan dilengkapi tanduk.
Barongsai Selatan berasal dari Guangdong, di mana persebarannya meliputi Hong Kong, Makau, dan kota-kota para perantau asal Tiongkok. Kekhasan Barongsai Selatan, terlihat pada gerakan seperti menggaruk, mengguncang tubuh, dan menjilati bulu.
Baca Juga: Berapa Hari Libur Isra Miraj 2025? Sambut Liburan 5 Hari Full di Bulan Januari!
Sementara itu, Barongsai utara memiliki hubungan dekat dengan kungfu, seni bela diri Tiongkok. Singa muda dibawakan oleh satu orang dan singa dewasa oleh dua orang, dengan kostumnya yang sangat sederhana karena lebih mempertimbangkan kenyamanan gerakan saat atraksi. Barongsai utara ini lebih bersifat gerakan akrobatik, seperti berguling, bergulat, melompat, memanjat, serta bersujud.
Atraksi barongsai melibatkan gerakan kaki yang menuntut kecepatan, kekuatan, serta keseimbangan kaki pemainnya. Kekuatan tangan juga sangat diperlukan untuk memainkan kepala barongsai atau mengangkat badan teman yang di depan. Jadi, bisa dikatakan, atraksi barongsai ini terpusat pada olah gerak tubuh. Lalu di dalamnya ada unsur tarian, bela diri, dan akrobatik di mana gerakannya mengikuti hentakan ritme yang dihasilkan oleh pemain musik.
Asal-Usul Barongsai
Ada banyak versi legenda mengenai asal-usul barongsai, hanya saja pada umumnya dikaitkan dengan kepercayaan bahwa barongsai sebagai penjaga serta pengusir roh jahat dan tolak bala. Guru besar Antropologi Universitas Gadjah Mada, dalam Agama dan Kearifan Lokal dalam Tantangan Global menyebutkan bahwa tarian singa ini berakar dari masa Dinasti Chin sekira abad ke-3 SM. Kemudian, ia menjadi tradisi yang populer pada zaman Dinasti Nan-Bei, sekitar 420-589 Masehi. Tradisi ini lalu dibawa ke Indonesia seiring migrasi besar-besaran dari Tiongkok sekira abad ke-17.
Dalam budaya Tiongkok tradisional, singa dan naga Tiongkok adalah binatang mitologi, di mana keduanya bukan binatang endemik Tiongkok. Sebelum masa dinasti Han (202 SM - 22 M), hanya ada beberapa singa yang mampu mencapai dataran tengah dari wilayah barat Tiongkok Kuno (sekarang Xinjiang). Pada saat itu orang-orang menirukan penampilan dan gerakan singa tersebut, hingga berkembang menjadi tarian singa di Periode Tiga Kerajaan (220-280).
Tarian itu kemudian menjadi populer dengan munculnya agama Buddha di Dinasti Utara dan Selatan (420-589). Sementara pada Dinasti Tang (618-907) tarian singa justru menjadi salah satu tarian istana. Setelah itu, Barongsai terus menjadi pertunjukan populer masyarakat untuk berdoa serta keberuntungan selama Festival Musim Semi, atau selama perayaan lainnya. Barongsai adalah contoh sempurna dari budaya rakyat Tiongkok nan telah menyebar ke seluruh dunia.
Baca Juga: Kumpulan Ide Hampers Imlek 2025 yang Unik dan Menyentuh Hati
Kontributor : Rishna Maulina Pratama