Suara.com - Pasangan suami-istri diminta untuk tidak membuat keputusan cerai dalam kondisi emosional. Saran ini disampaikan oleh Psikolog, Nirmala Ika.
Menurutnya, keputusan semacam itu harus dipertimbangkan dengan matang agar tidak menimbulkan masalah baru, seperti stres atau depresi.
“Jangan mengambil keputusan secara emosional, meskipun perceraian dianggap jalan terbaik. Pastikan keputusan itu telah dipikirkan dengan matang,” ujar Nirmala, dikutip dari Antara, Selasa (21/1/2025).
Keputusan cerai yang diambil secara sepihak atau saat emosi memuncak, lanjut Nirmala, berpotensi memicu berbagai dampak buruk, termasuk tekanan mental pada kedua belah pihak.
Dia menyarankan pasangan yang menghadapi masalah serius dalam pernikahan untuk berkonsultasi dengan profesional, seperti psikolog atau konselor pernikahan, guna mencari solusi terbaik.
Nirmala yang juga pendiri layanan kesehatan mental Enlightmind itu mengatakan, bahwa mempertimbangkan konsekuensi dari perceraian adalah langkah krusial. Dengan begitu, pasangan yang memutuskan berpisah akan lebih siap menghadapi pertanyaan dari keluarga dan masyarakat.
“Ketika pasangan sudah yakin bahwa perceraian adalah keputusan terbaik, mereka akan lebih mudah mengkomunikasikan keputusan itu kepada keluarga. Harapannya, keluarga juga bisa menerima,” jelasnya.
Selain itu, ia menyarankan anggota keluarga untuk membantu menjembatani komunikasi antara pasangan yang hendak bercerai dengan keluarga besar, agar menghindari konflik atau kesalahpahaman yang mungkin timbul.
Nirmala menyarankan pasangan untuk menyampaikan alasan perceraian secara jujur kepada keluarga. Jika kejujuran dirasa sulit dilakukan, pasangan dapat memilih cara komunikasi yang lebih mudah diterima oleh pihak keluarga.
“Kejujuran itu penting, karena keluarga diharapkan bisa lebih memahami. Namun, jika terlalu sulit, gunakan alasan yang lebih sederhana,” katanya.