Olahraga berat dapat menyebabkan penggunaan diafragma berlebihan atau tegang, yang menyebabkan cegukan yang tidak nyaman. Jika atlet tingkat tinggi, diafragma mungkin juga lebih kuat dan dapat mengalami kejang lebih hebat, yang pada gilirannya menyebabkan cegukan yang menyakitkan. Untungnya, istirahat dan relaksasi dapat meredakan ketegangan dan meredakan gejala.
4. Nyeri Dada atau Tulang Rusuk
Cedera, peradangan, dan/atau ketegangan otot di dada atau tulang rusuk dapat membuat kejang akibat cegukan lebih terasa dan terasa nyeri.
Hal ini mungkin sangat umum terjadi jika Anda mengalami batuk terus-menerus. Jika batuk Anda berlangsung lebih dari beberapa hari atau Anda mengalami kesulitan bernapas atau nyeri dada yang memburuk saat beraktivitas, segera temui dokter.
5. Distensi Perut
Perut yang terlalu penuh (alias perut kembung) akibat makan berlebihan, gas, atau sembelit dapat meregangkan diafragma dan menyebabkan cegukan yang menyakitkan. Cegukan sering kali disertai kembung, pembengkakan yang terlihat, dan mual sesekali.
Jika gejala memburuk, bertahan selama lebih dari beberapa hari, atau disertai demam, muntah, atau darah dalam tinja, inilah saatnya untuk memeriksakan diri ke dokter.
6. Infeksi Paru-Paru
Dalam kasus yang lebih serius, pneumonia dan infeksi paru-paru lainnya seperti bronkitis atau fibrosis kistik dapat menyebabkan peradangan pada jaringan di sekitar diafragma dan paru-paru, yang menyebabkan cegukan yang menyakitkan.
Gejala lainnya termasuk batuk berdahak, demam, menggigil, sesak napas, dan nyeri dada. Bergantung pada kasusnya, obat batuk, antibiotik, dan/atau penurun demam mungkin diresepkan, menurut Mayo Clinic.