Silsilah Keluarga Satryo Brodjonegoro yang Didemo ASN: Ayah Mantan Rektor UI dan Menteri Soeharto, Adik Menteri Jokowi!

Riki Chandra Suara.Com
Senin, 20 Januari 2025 | 22:29 WIB
Silsilah Keluarga Satryo Brodjonegoro yang Didemo ASN: Ayah Mantan Rektor UI dan Menteri Soeharto, Adik Menteri Jokowi!
Kolase Satryo Soemantri Brodjonegoro dan adiknya, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro. [Dok.Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, sedang jadi sorotan publik. Ia didemo oleh anak buahnya sendiri di kementerian yang baru dipimpinnya beberapa bulan.

Buntut viralnya aksi demonstrasi yang berlangsung pada Senin (20/1/2025) itu, silsilah keluarga Brodjonegoro pun kembali diburu publik.

Nama Brodjonegoro tidak dapat dipisahkan dari sosok Soemantri Brodjonegoro, tokoh besar yang pernah menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (1967–1973) serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1973).

Selain menjadi menteri di era Soeharto, Soemantri juga pernah menjadi Rektor Universitas Indonesia (UI). Nah, dia adalah ayah dari Satryo dan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro.

Satryo Soemantri Brodjonegoro merupakan salah satu putra Soemantri. Dia menjabat sebagai Mendiktisaintek dalam Kabinet Merah Putih di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran periode 2024-2029.

Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini sebelumnya dikenal sebagai ilmuwan dan Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). Lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956, Satryo menyelesaikan gelar Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat, pada tahun 1985.

Sementara itu, adiknya, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, kini menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi.

Bambang merupakan nama yang sudah tidak asing lagi di pemerintahan Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, hingga Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebagai Mendikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro didampingi oleh dua wakil menteri, Fauzan dan Stella Christie. Ia membawa pengalaman akademik dan ilmiah yang mendalam, dengan lebih dari 99 publikasi ilmiah di berbagai bidang teknik.

Selain itu, laman LHKPN mencatat total kekayaan Satryo mencapai Rp 46,05 miliar, termasuk aset tanah, bangunan, kendaraan, serta kas dan setara kas.

Sementara itu, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dikenal sebagai akademisi sekaligus birokrat ulung. Ia meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada 1990 dan melanjutkan pendidikan hingga program doktoral di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat.

Dianggap Otoriter dan Pecat Pegawai Sepihak

Sebelumnya, Mendikti Saintek Satryo Brodjonegoro mendapat protes keras dari puluhan aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di kementeriannya. Demo tersebut berlangsung di depan Kantor Kementerian Dikti Saintek, Jalan Pintu Senayan, Jakarta Selatan, pada Senin (20/1/2025) pagi.

Dalam aksi itu, Menteri Satryo dituduh kerap bertindak arogan dan bersikap kasar terhadap pegawai. Bahkan, ia diduga memecat sejumlah pegawai secara sepihak.

Salah satu pegawai yang menjadi korban adalah Neni Herlina, Pranata Humas Ahli Muda sekaligus Pejabat Rumah Tangga di Kementerian tersebut.

"Kami ASN dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan untuk babu keluarga," tulis salah satu spanduk yang dibawa massa aksi. Spanduk lain juga menyuarakan kritik, seperti tulisan, "Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri."

Neni Herlina, salah satu pegawai yang ikut berdemo, mengungkapkan bahwa dirinya dipecat secara verbal pada Jumat, 17 Januari 2024. Pemecatan tersebut terjadi saat Menteri Satryo datang langsung ke ruangannya dan memintanya keluar di hadapan banyak orang.

"Pimpinan tertinggi kami masuk ke ruangan kami dan mengusir saya untuk pindah ke Kemendikdasmen," ungkap Neni.

Menurutnya, pengusiran itu terjadi karena meja dan kursi di ruangan menteri dianggap tidak layak dan belum diganti.

Neni yang sudah bekerja selama 24 tahun sebagai PNS, menyatakan bahwa dirinya hanya bertugas menangani urusan rumah tangga kantor, bukan masalah substantif pendidikan tinggi.

"Semua masalah urusan rumah tangga yang terjadi di lapangan bermuara kepada saya," ujarnya.

Puluhan ASN yang mengenakan kemeja hitam terlihat membawa spanduk besar bertuliskan protes terhadap kebijakan dan sikap Menteri Satryo. Sebelum menyampaikan orasi, mereka terlebih dahulu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Maju Tak Gentar.

Sebuah spanduk besar juga dipasang di depan pagar gedung kementerian bertuliskan, "Pak Presiden, selamatkan kami dari Menteri pemarah, suka main tampar, dan main pecat."

Ketua Paguyuban Pegawai Dikti, Suwitno, mengatakan bahwa aksi ini bertujuan agar Presiden Prabowo Subianto mengetahui situasi yang terjadi di Kementerian Dikti Saintek.

Tanggapan Satryo Soemantri Brodjonegoro

Satryo Soemantri Brodjonegoro menanggapi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan aparatur sipil negara (ASN) di kementeriannya. Menurutnya, demo tersebut disebut berkaitan dengan proses mutasi pegawai sebagai bagian dari restrukturisasi organisasi.

"Demo itu terkait mutasi besar-besaran karena kementerian ini dipecah menjadi tiga. Kita perlu banyak orang, dan restrukturisasi ini sesuai amanat presiden agar lebih efisien dengan anggaran pemerintah," ujar Satryo Soemantri Brodjonegoro, dikutip dari Antara.

Menurut Satryo, restrukturisasi kementerian dilakukan karena pecahnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi tiga entitas baru: Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi; Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen); serta Kementerian Kebudayaan.

"Kami melakukan mutasi dalam skala besar, tetapi ada pihak yang tidak berkenan, sehingga ini memicu demonstrasi," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI