Suara.com - Topik abuse of power atau penyalahgunaan kekuasaan sedang ramai diperbincangkan. Hal ini terkait dengan kasus demo ASN Dikti yang diarahkan ke Menteri Kemendikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Kasus ASN mendemo menteri mereka tentu menjadi bukti adanya situasi lingkungan kerja yang tidak sehat. Oleh sebab itu, perlu dipahami dampak abuse of power di tempat kerja agar situasi serupa tidak terjadi lagi.
Apa saja dampak penyalahgunaan kekuasaan di kantor?
Menyadur Business, abuse of power sangat umum terjadi. Penyalahgunaan kekuasaan dapat meninggalkan dampak negatif pada korban maupun budaya tempat kerja.
Akibatnya, kondisi itu memic terciptanya lingkungan kerja yang toxic dan dapat menurunkan moral karyawan.
Di lingkungan kerja, penyalahgunaan kekuasaan terhadap pegawai dapat terwujud dalam berbagai cara yang merugikan. Dan dampak yang ditimbulkan dapat fatal. Apa saja?
Penurunan produktivitas dan kinerja kerja
Pegawai cenderung tidak produktif dan tidak bersemangat di tempat kerja. Mereka bakal terus-menerus mencemaskan bagaimana pelaku abuse of power akan memperlakukan mereka.
Penyalahgunaan kekuasaan dapat berdampak besar pada energi mental pegawai, yang mengakibatkan hilangnya waktu dan motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan.
Baca Juga: Viral Kasus ASN Demo, Kenali 16 Ciri-ciri Atasan Toxic
Penyalahgunaan kekuasaan juga dapat mengakibatkan lebih banyak ketidakhadiran pegawai ke tempat kerja. Ini karena korban bisa merasa terisolasi atau kurang mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
Penurunan kesejahteraan mental dan fisik
Penyalahgunaan kekuasaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak bersahabat. Contohnya, pegawai merasa tidak nyaman mengekspresikan diri atau berbicara ketika menemukan kesalahan di tempat kerja.
Kurangnya komunikasi terbuka ini dapat menyebabkan stres berat. Termasuk mengurangi kesejahteraan fisik dan mental pegawai.
Seiring berjalannya waktu, lingkungan yang penuh tekanan ini dapat berdampak buruk pada kesehatan pegawai. Korban mungkin mulai mengalami masalah medis.
Masalah kesehatan bisa meliputi sistem tubuh melemah, tantangan kesehatan mental, dan gangguan tidur. Dan tentu ini merugikan kantor karena menyebabkan peningkatan biaya perawatan kesehatan bagi pegawai.
Gonta-ganti pegawai
Kurangnya kesejahteraan pegawai karena abuse of power dapat mendorong mereka untuk mencari pekerjaan baru.
Dalam situasi di mana pelaku abuse of power tetap berkuasa, pegawai yang dirugikan mungkin memilih untuk berhenti daripada terus menanggung kekerasan. Ini karena korban akan menyadari bahwa perusahaan tidak menerapkan perubahan yang berarti.
Selain kemungkinan kehilangan pegawai berkualitas, peningkatan pergantian pegawai pastinya disertai dengan biaya tinggi. Hal ini dapat berdampak negatif pada profitabilitas bisnis.
Setiap merekrut pengganti untuk staf yang keluar, perusahaan akan menghadapi beban keuangan dari biaya perekrutan dan penerimaan pegawai baru
Konsekuensi hukum
Pegawai yang diperlakukan tidak adil dapat memilih untuk menuntut. Mengambil jalur hukum tentu akan bergantung pada kasus yang terjadi dalam perusahaan tersebut.
Seorang pegawai dapat mengambil tindakan hukum jika mereka dapat membuktikan bahwa perusahaan melalukan abuse of power. Terutama kasus pelecehan yang menyerang karakter pegawai, seperti disabilitas, orientasi seksual, atau ras.