Kitab tersebut juga menyebut puasa Idris sebagai puasa dahr, yakni rutin berpuasa setiap hari kecuali hari-hari yang dilarang untuk berpuasa.
Nabi Idris dikisahkan kerap menuaikan puasa di luar hari puasa wajib Ramadan dan selain di hari diharamkannya berpuasa atau hari tasyrik. Adapun hari-hari tasyrik adalah kala Idul Adha dan Idul Fitri.
Puasa ini hukumnya adalah sunnah, sehingga mendatangkan pahala jika dilakukan namun tak menimbulkan dosa ketika tak dilakukan.
Tak jauh berbeda dengan puasa lainnya dalam ajaran Islam, puasa Idris dilakukan dengan berpuasa dari imsak atau setelah waktu subuh hingga azan Magrib. Dianjurkan juga untuk melengkapi puasa Idris dengan salat malam.
Niat Puasa Idris
Seorang yang hendak melakukan puasa Idris juga harus meniatkan diri untuk berpuasa.
Lafal puasa Idris berbunyi: "Nawaitu shauma ghodin sunnatan lillahi ta'ala," yang berarti "Saya niat berpuasa sunnah esok hari karena Allah Ta'ala."
Mendatangkan sejumlah manfaat
Tak heran jika Ustaz Maulana rajin menunaikan puasa Idris. Sebab, puasa ini bisa melatih seseorang untuk menahan hawa nafsu. Puasa Idris selain mendatangkan pahala juga menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Baca Juga: Beda Aktivitas Gus Miftah dan Ustaz Maulana Usai Saling Sindir, Ada yang Mualafkan Orang
Kontributor : Armand Ilham