"Di sana ada polisi dan FBI yang memberikan izin untuk mengambil gambar selama tidak masuk ke area rumah yang sudah diberi garis kuning. Itu area publik, jadi wajar ada banyak orang di sana," jelas Uya.
Uya juga menduga bahwa pemilik rumah mungkin salah paham, mengira dirinya membuat konten untuk mencari keuntungan pribadi.
"Mungkin dia pikir kami ini scammer (penipu) karena berbicara dalam bahasa Indonesia, jadi mereka tidak mengerti," pungkas Uya.